Harga Emas Melonjak Akibat Konflik Timur Tengah yang Meluas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas mencapai angka tertinggi dalam delapan hari perdagangan terakhir. Meningkatnya konflik di Timur Tengah memicu pembelian aset-aset safe-haven. Sementara melemahnya inflasi harga produsen Amerika Serikat (AS) meningkatkan spekulasi bahwa Federal Reserve mungkin akan menurunkan suku bunganya lebih cepat.

Jumat (12/1), harga emas di pasar spot naik 0,99% ke US$ 2.049,06 per ons troi setelah naik sebanyak 1,7% di awal sesi. Dalam sepekan, harga emas spot menguat tipis 0,18%.

Sejalan, harga emas kontrak Februari 2024 di Commodity Exchange melonjak 1,6% ke US$ 2.051,60 per ons troi. Dalam sepekan, harga emas berjangka AS ini hanya naik 0,09%.


Emas batangan sebagian besar datar pada minggu ini. Tetapi harga emas memperpanjang pergerakannya di atas level US$ 2.000 hingga hampir sebulan. 

Baca Juga: Waspadai Kenaikan Drastis Harga Komoditas

AS dan Inggris melancarkan serangan udara di seluruh Yaman sebagai pembalasan terhadap pasukan Houthi atas serangan terhadap kapal-kapal Laut Merah yang dilakukan oleh pejuang yang didukung Iran sebagai respons terhadap perang di Gaza. Iran mengutuk serangan tersebut dan memperingatkan bahwa hal itu akan memicu ketidakamanan dan ketidakstabilan di wilayah tersebut.

"Peningkatan risiko geopolitik mendorong harga emas naik dan pada saat yang sama, bank sentral AS mungkin bersiap untuk mulai memoderasi kebijakan moneter ketatnya," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities kepada Reuters.

Dia menambahkan, data indeks harga produsen (PPI) AS menunjukkan hasil negatif, yang juga merupakan katalis signifikan bagi harga emas. Harga produsen AS secara tak terduga turun pada bulan Desember di tengah penurunan harga barang-barang seperti bahan bakar diesel dan makanan. Hal ini yang menunjukkan bahwa inflasi akan terus mereda. 

Baca Juga: Hampir Sebulan, Harga Emas Bersinar di Atas Level US$2.000

Namun, data pada hari Kamis menunjukkan harga konsumen AS naik lebih dari perkiraan pada bulan Desember. Inflasi konsumen bulanan AS naik menjadi 0,3% pada bulan Desember dari 0,1% di bulan November. Inflasi konsumen AS setahun mencapai 3,4%.

Pedagang melihat kemungkinan 80% penurunan suku bunga pada bulan Maret, menurut alat CME Fedwatch. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan sekitar 70% peluang yang terlihat sebelum laporan PPI.

Emas yang dianggap sebagai tempat berlindung yang aman (safe haven) cenderung menguat pada saat ketidakpastian. Sementara suku bunga yang lebih rendah juga meningkatkan daya tarik aset dengan imbal hasil nol (zero-yield).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati