KONTAN.CO.ID - Harga emas melonjak lebih dari 1% pada Selasa (1/9) ke level tertinggi hampir dua minggu terakhir, menyusul penurunan paling tajam dollar AS dalam lebih dari dua tahun belakangan. Mengacu data
Bloomberg, harga emas spot naik 1,06% menjadi US$ 1.988,68 per ons troi pada 19.14 WIB, setelah sempat mencapai level tertinggi sejak 19 Agustus di posisi US$ 1.991,91 di hari yang sama. Sementara harga emas berjangka AS naik 1% menjadi US$ 1.998,40.
"Dua pendorong emas adalah dollar yang lebih lemah dan imbal hasil yang lebih rendah, dan itu akan membuat emas bergerak antara US$ 1.800 dan US$ 2.100 sampai pemilihan presiden AS pada November," kata Robin Bhar, analis independen.
Baca Juga: Harga emas 24 karat Antam hari ini turun Rp 10.000 per gram, Selasa 1 September 2020 "Namun, pada akhir setiap bulan, emas mungkin mengalami beberapa koreksi akibat spekulan menjual posisi mereka," ujar dia kepada
Reuters. Indeks dollar AS turun ke level terendah lebih dari dua tahun terakhir versus rival, membuat harga emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Rencana kebijakan moneter baru bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), yang bisa menyebabkan inflasi naik secara marginal dan suku bunga jangka panjang tetap lebih rendah, juga membebani imbal hasil obligasi negeri uak Sam. Suku bunga rendah meminimalkan biaya peluang untuk memiliki emas batangan yang tidak memberikan IMBAL hasil, yang sering digunakan sebagai penyangga terhadap inflasi dan depresiasi mata uang.
Baca Juga: Tengah hari, harga emas naik 0,97% ke US$ 1.986 per ons troi di pasar spot Harga emas yang sudah menguat sekitar 31% sepanjang tahun ini juga didukung oleh ketidakpastian ekonomi yang berasal dari pandemi virus corona baru. Hanya, "Dalam waktu dekat, emas bisa bergerak
sideways karena berkonsolidasi menyusul reli cepatnya ke rekor tertinggi (sepanjang masa) pada awal Agustus lalu," kata Heraeus Precious Metals dalam sebuah catatan yang
Reuters lansir. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: S.S. Kurniawan