KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas tergelincir dari rekor tertingginya karena dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil US Treasury menguat. Kedua instrumen ini menguat setelah angka inflasi yang lebih kuat dari perkiraan melemahkan ekspektasi penurunan suku bunga AS lebih awal. Kamis (11/4) pukul 7.23 WIB, harga emas di pasar spot tipis 0,03% menjadi US$ 2.335,59 per ons troi. Harga emas berjangka AS pagi ini menguat 0,16% ke US$ 2.352,20 per ons troi. Indeks dolar AS naik 1% dan imbal hasil Treasury AS melonjak setelah data inflasi dirilis. Penguatan dolar dan yield US Treasury membuat emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik.
Laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan Indeks Harga Konsumen (CPI) naik 0,4% secara bulanan di bulan Maret, dibandingkan dengan kenaikan 0,3% yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters. Baca Juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Hari Ini (11/4) Tertahan, USB Masih Lanjut Menguat “Lapangan kerja yang kuat dan peningkatan CPI mengganggu rencana penurunan suku bunga The Fed, namun emas, seperti halnya inflasi, tetap melaju,” kata Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York kepada Reuters. Pejabat Federal Reserve khawatir bahwa penurunan inflasi mungkin terhenti. Inflasi yang kokoh memerlukan kebijakan moneter ketat dalam jangka waktu yang lebih lama, menurut risalah pertemuan bank sentral AS pada 19-20 Maret. “Risalah tersebut tampaknya menunjukkan bahwa seluruh komite akan siap untuk menurunkan suku bunga jika perekonomian berkembang seperti yang diharapkan,” tambah Wong. Meskipun dikenal sebagai lindung nilai inflasi, daya tarik emas batangan cenderung memudar ketika tingkat suku bunga meningkat. Baca Juga: Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini, Rabu (10/4/2024) Kompak Naik