MOMSMONEY.ID - Harga emas di pasar global memantul naik pada Rabu, sebab investor memburu harga yang sudah murah. Wajar, logam mulia turun tajam pada sesi sebelumnya. Investor juga mengantisipasi rilis data inflasi AS, yang dapat memberikan lebih banyak gambaran tentang jalur kebijakan moneter Federal Reserve.
Mengutip Bloomberg, Rabu (13/11)pukul 10.58 WIB, harga emas spot naik 0,54% ke level US$ 2.612,18 per troi ons. Emas memantul naik setelah kemarin turun ke level terendah hampir dua bulan terakhir.
Kelvin Wong, analis pasar senior di OANDA, mengatakan, saat ini ada beberapa perburuan barang murah karena harga turun di bawah level US$ 2.600. "Sesi terakhir emas terdampak negatif karena dollar yang lebih kuat, didorong oleh ekspektasi kebijakan Trump yang inflasional, dapat memengaruhi siklus pemotongan suku bunga," kata dia, melansir Reuters, Rabu.
Para pedagang melihat peluang 60,3% untuk pemotongan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan The Fed bulan Desember. Probabilitas ini turun dari 77,3% seminggu yang lalu, menurut FedWatch Tool milik CME.
Emas digunakan sebagai lindung nilai terhadap inflasi, tetapi suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tariknya karena tidak menghasilkan bunga.
Fokus pasar kini juga tertuju pada data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS yang akan dirilis Rabu ini. Deretan indiaktor ekonomi lain yang akan dirilis minggu ini termasuk Indeks Harga Produsen (IHP), klaim pengangguran mingguan pada Kamis, dan data penjualan ritel pada Jumat.
"Jika angka IHK dan IHP menunjukkan bahwa tren inflasi masih cukup terkendali, maka emas dapat bergerak naik menuju US$ 2.650," taksir Wong.
Pernyataan dari Ketua Fed Jerome Powell dan pejabat bank sentral AS lainnya juga akan menjadi perhatian investor.