KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Status komoditas emas sebagai investasi
safe haven memang tidak dipungkiri lagi. Apalagi harga emas spot kini mencetak rekor tertinggi sejak Juni 2018. Kenaikan harga emas disokong oleh pidato Gubernur Federal Reserve Jerome Powell. Mengutip Bloomberg Pukul 19.21 WIB, harga emas untuk pengiriman April 2019 di Commodity Exchange naik 0,93% menjadi US$ 1.327,80 per ons troi. Bahkan dalam sepekan harga emas melesat 3,26% dari US$ 1.285,90 per ons troi. Dini Nurhadi Yasyi, analis Monex Investindo Futures mengatakan, penguatan harga emas sangat terpengaruh oleh dollar Amerika Serikat (AS). Nah, Dini mencatat hasil keputusan The Fed menahan kenaikan suku bunga membuat harga emas terus beranjak naik.
“Tahun 2018 kenaikan suku bunga AS sudah empat kali. Itu jadi sentimen negatif buat harga emas spot. Nah, karena pernyataan dovish tahun ini, harga emas jadi tertinggi,” ujar Dini kepada Kontan.co.id, Kamis (31/1). Tak hanya itu, dikutip data dari World Gold Council, pembelian bersih emas oleh bank sentral juga bertumbuh tinggi. Pembelian bersih emas oleh bank sentral mencapai 651,5 ton atau naik 74% daripada tahun sebelumnya. Permintaan emas selama tahun 2018 mencapai 4.345,1 ton, naik 4% dari 4.159,9 ton tahun sebelumnya. Permintaan emas sebagai perhiasan juga stabil sebesar 2.200 ton. Kenaikan permintaan di China yang sebesar 3% mampu mengimbangi penurunan permintaan perhiasan India sebesar 1%. Dini bilang, permintaan atau harga bisa naik, karena nilai tukar dollar yang tertekan. Apalagi akhir pekan ini akan ada data nonfarm employement change juga data ketenagakerjaan di AS. Dini menimbang, kalaupun ada penambahan tenaga kerja, atau tingkat pengangguran naik, berarti indikasi pelaku pasar mengenai perlambatan ekonomi AS benar. Sebaliknya kalau tidak, ekonomi AS masih tahap aman. Sementara pembicaraan perdagangan AS-China yang kini masih berlanjut juga jelas berpengaruh ke harga emas. “Kalaupun sepakat tidak akan terjadi perang dagang, ini bisa mengurangi sentimen perlambatan ekonomi China. Dan mampu mempengaruhi kegiatan perekonomian kedua negara,” tandasnya.
Sekedar informasi saja, dari data World Gold Council, permintaan emas sebagai perhiasan di China setiap tahun tumbuh 3%. Tahun lalu, permintaan emas di China tertinggi sebesar 672,5 ton. Namun, pada kuartal IV-2018 turun menjadi 174,8 ton karena harga emas lokal melonjak tajam pada Oktober dan pertumbuhan ekonomi China yang melambat. Dilihat dari teknikal, harga emas bergerak di atas garis MA 50,100 dan 200. Lalu indikator RSI juga berada di area 78,35 atau indikasi
overbought. Lalu indikator
stochastic di level 74,07 dan indikator MACD di level 92. Semua indikator menunjukkan penguatan harga. Dini memproyeksi harga emas besok akan bergerak di rentang US$ 1.313,00 sampai US$ 1.330,00. Sementara dalam sepekan harga emas berkisar US$ 1.300,00 sampai US$ 1.337,00. Dini merekomendasikan
buy. Namun aksi ambil untung bisa terjadi sehingga harga emas bisa terkoreksi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati