KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas mencapai rekor tertinggi untuk hari kedelapan berturut-turut dengan dukungan pengelola dana yang mengikuti momentum dan meningkatnya ketegangan geopolitik. Selasa (9/4) pukul 16.36 WIB, harga emas di pasar spot naik 1,1% menjadi US$ 2.363,42 per ons troi setelah mencapai rekor tertinggi US$ 2.365,09 per ons troi. “Momentum mendasar yang kuat dengan
buy-on-dip masih menjadi strategi yang berlaku di kalangan trader,” kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank kepada
Reuters.
“Risiko geopolitik terkait Rusia/Ukraina dan Timur Tengah masih memainkan peran pendukung, dan fokusnya berubah dari dampak negatif ekspektasi penurunan suku bunga menuju inflasi yang lebih tinggi dan kaku,” tambah dia.
Baca Juga: Harga Emas Antam Melonjak ke Rp 1.306.000, Selasa (9/4), Ini Pendorongnya Pasar secara luas sedang menunggu risalah pertemuan kebijakan Federal Reserve Amerika Serikat (AS) dan data inflasi AS yang akan dirilis pada hari Rabu untuk mendapatkan sinyal baru mengenai jalur suku bunga AS. Kenaikan suku bunga biasanya membatasi daya tarik untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil. Tetapi logam mulia telah mengabaikan faktor-faktor ini sejak Maret. Dari sudut pandang teknis, reli di bulan April menggerakkan harga emas spot jauh ke dalam wilayah
overbought, seperti yang ditunjukkan oleh indeks kekuatan relatif. Harga perak di pasar spot naik 1,0% menjadi US$ 28,11 per ons troi setelah mencapai US$ 28,15 per ons troi, level tertinggi sejak Juni 2021.
Baca Juga: Harga Emas Spot di US$2.345,09 pada Selasa (9/4) Siang, Mendekati Rekor Tertingginya "Perak sedang mencoba untuk mendapatkan pijakan di atas US$ 28. Jika berhasil, emas mungkin akan menikmati beberapa penarik tambahan," tambah Hansen. Mendukung momentum lebih lanjut, analis di BofA mengatakan dalam sebuah catatan pada hari Selasa bahwa emas dapat naik ke US$ 3.000 per ons troi pada tahun 2025. Sementara perak akan mendapatkan keuntungan dari hal tersebut serta permintaan industri yang lebih kuat mencapai di atas US$ 30 dalam 12 bulan ke depan. Platinum naik 2,3% menjadi US$ 980,9 dan paladium naik 1,7% menjadi US$ 1.060,75. Harga paladium, menurut BofA, akan cenderung mengalami tren penurunan platinum dalam jangka panjang karena permintaan didominasi oleh katalis otomotif. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati