Harga Emas Menguat, Hanya Selisih Tipis dari Rekor Tertinggi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas naik pada hari Kamis (29/8), dibantu oleh melemahnya dolar dan harapan pemangkasan suku bunga Federal Reserve. Sementara fokus beralih ke data inflasi utama Amerika Serikat (AS).

Kamis (29/8) pukul 13.19 WIB, harga emas spot naik 0,7% menjadi US$ 2.519,99 per ons troi. Harga emas batangan mencapai rekor tertinggi US$ 2.531,60 pada tanggal 20 Agustus dan naik hampir 22% tahun ini.

Analis teknikal Reuters Wang Tao memperkirakan, harga emas spot menembus resistensi pada US$ 2.515 per ons troi dan naik menuju US$ 2.528 per ons troi.


Harga perak spot naik 1,5% menjadi US$ 29,55 per ons. Harga platinum naik 1,4% menjadi US$ 942,50 dan paladium naik 1,1% menjadi US$ 957,00.

Baca Juga: Sebulan Naik 0,71%, Harga Emas Antam Hari Ini Meningkat Tipis (29 Agustus 2024)

Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,6% menjadi US$ 2.553,40 per ons troi pada siang ini. Nilai tukar dolar AS merosot 0,2%, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya. Imbal hasil Treasury 10-tahun acuan juga turun.

"Dalam jangka panjang, emas terlihat kuat, tetapi penurunan jangka pendek mungkin terjadi, terutama jika ada data yang melemahkan ekspektasi pemangkasan suku bunga," kata Kyle Rodda, analis pasar keuangan di Capital.com seperti dikutip Reuters.

Emas batangan, aset yang tidak memberikan imbal hasil, lebih menarik saat suku bunga rendah.

Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Rp 2.000 Menjadi Rp 1.412.000 Per Gram Pada Hari Ini (29/8)

Pelaku pasar tengah menunggu klaim pengangguran awal AS dan data produk domestik bruto (PDB) yang akan dirilis pada pukul 19.30 WIB nanti malam. Data Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) akan dirilis pada hari Jumat, yang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang prospek suku bunga.

Para pedagang telah sepenuhnya memperhitungkan pelonggaran Fed untuk bulan depan, dengan peluang 65,5% untuk pemotongan 25 basis poin dan peluang 34,5% untuk pengurangan 50 bp yang lebih besar, menurut CME FedWatch.

Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic pada hari Rabu mengatakan bahwa dengan inflasi yang turun dan pengangguran yang meningkat, mungkin sudah waktunya untuk bergerak pada pemotongan suku bunga. Tetapi dia tetap berhati-hati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati