Harga Emas Menguat Setelah Powell Menegaskan Komitmen



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas melanjutkan penguatan di hari kedua pada Kamis (23/6). Pukul 6.40 WIB, harga emas spot naik ke US$ 1.838,37 per ons troi, menguat 0,03% ketimbang penutupan perdagangan kemarin US$ 1.837,72 per ons troi.

Sedangkan harga emas kontrak Agustus 2022 di Commodity Exchange menguat 0,04% ke US$ 1.839,40 per ons troi. 

Harga emas menguat sejak kemarin karena penurunan imbal hasil US Treasury dan pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Yield US Treasury tenor 10 tahun merosot ke 3,16% pada perdagangan kemarin dari hari sebelumnya 3,28%. 


Baca Juga: Cek Harga Emas Antam dan UBS Hari Ini di Pegadaian, Kamis, 23 Juni 2022

Yield US Treasury ini sudah jauh lebih rendah ketimbang level tertinggi sebelumnya 3,48% pada Selasa (14/6) lalu. Sedangkan indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia kemarin turun ke 104,2 dari sebelumnya 104,43.

"Hal mendasar yang terjadi di pasar emas adalah pendulum ini bolak-balik antara tekanan inflasi dan komitmen Fed untuk melawannya," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures kepada Reuters

Investor juga mempelajari kesaksian Gubernur Federal Reserve AS Jerome Powell di depan Kongres. Powell mengatakan The Fed berkomitmen kuat untuk menurunkan inflasi dan bahwa laju kenaikan suku bunga di masa depan akan terus bergantung pada data yang masuk dan prospek ekonomi yang berkembang. 

Baca Juga: Resesi Mengintai AS, Bagaimana Prospek Harga Emas ke Depan?

"Karena sikap hawkish Federal Reserve, kami melihat penurunan cepat di pasar dari waktu ke waktu. Tapi kami percaya pendulum akan terus berayun lebih ke sisi dukungan untuk emas yang didorong oleh inflasi yang mendasarinya," kata Meger. 

Meski emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, kenaikan suku bunga meredupkan daya tarik emas dengan meningkatkan biaya peluang memegang aset yang tidak memberikan return

Baca Juga: Mencari Aset Aman dari Gempuran Resesi Baru

Menambah kekhawatiran ekonomi, melonjaknya harga pangan mendorong inflasi harga konsumen Inggris ke level tertinggi 40 tahun bulan Mei. Inggris melaporkan inflasi mencapai 9,1% secara tahunan pada bulan Mei.

"Ada peningkatan risiko resesi dan inflasi yang memberikan latar belakang yang cukup baik dalam hal permintaan safe-haven; bukan karena semua orang terburu-buru ke emas, tetapi orang-orang jelas masih tertarik pada emas saat ini," kata Carsten Menke, kepala Penelitian Generasi Berikutnya di Julius Baer. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati