Harga Emas Menuju Kenaikan Mingguan Pertama Dalam Tiga Pekan Saat Dolar AS Melemah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas bertahan kokoh pada hari Jumat dan bersiap untuk kenaikan mingguan pertamanya dalam tiga minggu terakhir. Para pelaku pasar meningkatkan taruhan bahwa Federal Reserve akan segera mulai menurunkan suku bunga, sehingga menyebabkan dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil US Treasury lebih rendah.

Jumat (7/6) pukul 14.18 WIB, harga emas di pasar spot sedikit berubah pada US$ 2.377,80 per ons troi. Harga emas telah naik sekitar 2% sepanjang minggu ini. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,2% menjadi US$ 2.396,50 per ons troi.

Dolar melayang mendekati level terendah dalam delapan pekan terakhir. Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun turun sebanyak 4,275% pada hari Kamis, terendah sejak 1 April. Pelemahan dolar AS membuat emas batangan lebih menarik bagi investor.


“Harga emas telah bertahan akhir-akhir ini karena penurunan imbal hasil (yield) obligasi dan melemahnya dolar AS telah memberikan lingkungan yang mendukung bagi logam mulai,” kata ahli strategi pasar IG Yeap Jun Rong kepada Reuters.

Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Jumat 7 Juni 2024, Cek Daftarnya di Sini

Pasar sekarang menantikan data nonfarm payrolls AS pada pukul 19.30 WIB dan bersiap menghadapi kemungkinan bahwa pertumbuhan lapangan kerja akan berada di bawah perkiraan median para ekonom sebesar 185.000.

“Mungkin diperlukan kejutan penurunan yang signifikan dalam kondisi ketenagakerjaan untuk meyakinkan The Fed mengenai penurunan suku bunga lebih awal, mengingat kemajuan inflasi secara umum terhenti di sekitar level 3%. Setiap data pasar tenaga kerja yang lebih lemah dapat menyebabkan kenaikan harga emas,” kata Jun Rong.

Serangkaian data makro yang lemah pada minggu ini menambah tanda-tanda bahwa inflasi mulai mereda dan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada awal bulan September. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Harga emas diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi lainnya tahun ini meskipun terjadi penurunan permintaan fisik, kata konsultan Metals Focus.

“Membangun kepercayaan terhadap penurunan suku bunga The Fed dan pembelian cadangan devisa Tiongkok, yang akhir-akhir ini sedikit melambat namun tetap kuat secara keseluruhan, memberi harga emas bias bullish secara luas untuk saat ini,” kata Ilya Spivak, kepala makro global Tastylive.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati