Harga emas menuju pelemahan mingguan hingga Jumat (10/12)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas menguat jelang akhir pekan ini. Jumat (10/12) pukul 6.55 WIB, harga emas spot menguat tipis 0,04% ke US$ 1.776,01 per ons troi.

Sedangkan harga emas kontrak Februari 2022 di Commodity Exchange turun tipis 0,01% ke US$ 1.776,50 per ons troi. Dalam sepekan, harga emas berjangka ini turun 0,41% dan harga emas spot melemah 0,41%.

Harga emas bergerak di rentang sempit pada pekan ini. Pasar safe haven menunggu data inflasi Amerika Serikat (AS) di akhir pekan dan rapat Federal Reserve pada pekan depan. Data menunjukkan penurunan besar dalam klaim pengangguran AS menjelang laporan inflasi yang dapat mempengaruhi strategi moneter The Fed.


Baca Juga: Cek harga emas Antam dan UBS hari ini di Pegadaian, Jumat, 10 Desember 2021

Jumlah warga AS yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun ke level terendah dalam lebih dari 52 tahun. "Angka klaim pengangguran yang lebih kuat dari perkiraan bersama dengan dolar yang lebih kuat menarik emas, tetapi ada juga pedagang yang menunggu data CPI," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures kepada Reuters.

Dia menambahkan, harga emas bisa bangkit menuju US$ 1.800 per ons troi jika angka inflasi tinggi. Laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) AS hari Jumat akan diikuti oleh pertemuan kebijakan The Fed pada 14-15 Desember.

Emas telah diperdagangkan dalam kisaran US$ 1.760-US$ $1.790 yang relatif ketat sejak turun di bawah level kunci US$ 1.800 pada akhir November. Pelemahan harga emas yang diikuti konsolidasi harga ini karena investor berusaha untuk mengukur kemungkinan langkah Fed untuk mengurangi stimulus dan menaikkan suku bunga.

Baca Juga: Miliarder ini yakin harga Bitcoin kelak bisa sentuh US$ 1 juta

Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai inflasi, suku bunga yang lebih tinggi akan meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak menawarkan imbal hasil.

"Emas dapat melihat tawaran beli baru jika pasar menjadi takut sekali lagi tentang perkembangan terkait pandemi atau peningkatan ketegangan geopolitik antara ekonomi utama," kata Han Tan, kepala analis pasar di Exinity.

Terlepas dari ketidakpastian yang berkepanjangan atas varian virus corona omicron, fokus juga pada ketegangan atas Rusia dan sikapnya terhadap Ukraina, boikot diplomatik Olimpiade Beijing oleh beberapa negara Barat dan sanksi AS terhadap Iran.

Baca Juga: Ini tips berinvestasi pada aset perdagangan berjangka komoditi dari Dirut KBI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati