Harga emas menyentuh level tertinggi, kekhawatiran kasus baru corona menjadi penopang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat pada instrumen emas di tengah kenaikan Wall Street menunjukkan bahwa likuiditas pasar global masih banjir di tengah penyebaran virus corona yang meluas. Selasa (23/6) pukul 6.53 WIB, harga emas spot berada di US$ 1.755,73 per ons troi yang merupakan level penutupan tertinggi sejak November 2012.

Harga emas hari ini naik 0,07% setelah kemarin naik 0,60%. Harga emas naik dalam tiga hari perdagangan berturut-turut hingga pagi ini.

Sementara indeks dolar yang mencerminkan kurs dolar Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah mata uang utama dunia turun pada perdagangan di awal pekan. "Ada pengalihan ke aset aman emas," kata Bob Habekorn, senior market strategist RJO Futures.


Baca Juga: Wall Street melesat, indeks Nasdaq mencetak rekor tertinggi

Kemarin, harga emas spot berada di level penutupan tertinggi dalam hampir 12 tahun sejak. Level intraday tertinggi paling dekat adalah pada US$ 1.764,55 pada bulan lalu. Investor masih bertahan di aset safe haven karena kekhawatiran adanya gelombang kedua virus corona yang mungkin memicu penutupan kembali aktivitas ekonomi.

Data WHO menunjukkan bahwa kasus virus corona melonjak di beberapa negara dengan kasus paling mengkhawatirkan berada di Brasil. Carlton Neel, chief executive officer Chaikin Analytics mengatakan bahwa kabar baik pada data ekonomi belum terlihat lagi. "Di satu sisi, kondisi bullish pasar keuangan menunjukkan bahwa pembukaan aktivitas ekonomi lebih baik daripada prediksi. Tapi bearish di pasar menunjukkan bahwa kasus virus corona terus melonjak," kata Neel kepada Reuters.

Lonjakan kasus virus corona menyebabkan harga emas menembus level US$ 1.750 per ons troi. "Jika harga emas naik di atas US$ 1.765, maka level US$ 1.800 tidak akan terlalu jauh," kata Habekorn.

Baca Juga: Fundamental emas dunia membaik, harga emas Antam ikut terangkat

Dua pejabat Federal Reserve pada Jumat (19/6) lalu memperingatkan bahwa tingkat pengangguran bisa naik lagi jika pandemi belum bisa dikendalikan. Bank-bank sentral dunia masih mengucurkan stimulus jumbo dan menjaga suku bunga tetap rendah selama krisis.

"Ada kenaikan ekspektasi inflasi yang mendorong suku bunga riil lebih rendah dan menopang harga emas," kata analis UBS Giovanni Staunovo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati