Harga emas merangkak naik di tengah penguatan dollar AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menutup akhir pekan kemarin, harga emas berhasil kembali mencatatkan penguatan. Meski sehari sebelumnya harga sempat tertekan karena rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) tetapi akhirnya bullion ditutup menguat. Bahkan emas masih mampu bertahan di tengah perbaikan indeks dollar AS.

Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (16/2) harga emas kontrak pengiriman April 2018 di Commodity Exchange tercatat menguat 0,07% ke level US$ 1.356,20 per ons troi dari hari kemarin. Sedangkan, jika dibandingkan sepekan sebelumnya harga telah menguat hingga 3,08%.

“Kemarin itu emas sempat jatuh karena inflasi stabil,” ujar Alwi Asegaff, Analis PT Global Kapital Investama Berjangka kepada Kontan.co.id.


Pada Rabu (14/2) inflasi AS bulan Januari tercatat tumbuh dari 0,1% di bulan Desember menjadi 0,5%. Angka tersebut juga jauh lebih tinggi dari perkiraan yang semula diprediksi hanya akan mencapai 0,3% saja. Kemudian secara tahunan inflasi negeri Paman Sam di tahun 2017 sudah mencapai 2,1%.

Namun penguatan itu tak bertahan lama karena setelahnya data penjualan retail AS bulan Januari menunjukkan pembelanjaan konsumen yang masih lesu. Hasilnya cukup mengecewakan yaitu dari Desember 0,0% kemudian dirilis melemah -0,3%. Menurut Alwi hasil tersebut telah mengurangi prospek kenaikan suku bunga ditengah pembelanjaan yang lesu.

Kondisi itu semakin diperparah dengan munculnya proyeksi terjadinya defisit neraca perdagangan setelah disetujuinya usulan anggaran pemerintahan Presiden Trump ditengah pembelakukaan reformasi pajak. Bahkan kabar tersebut masih tetap mengaruhi pasar meski indeks dollar AS telah berbalik menguat setelah data indeks harga produsen bulan Januari berhasil tumbuh di level 0,4% dan izin pembangunan rumah naik ke level tertinggi sejak 2007.

“Pasar masih melihat ekonomi AS yang gak bagus,” terangnya.

Sementara itu dilain pihak Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoint Futures lebih melihat saat ini investor tengah dilanda kekhawatiran akan capaian pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal I. Kenaikan inflasi yang disertai dengan penurunan penjualan retail berpeluang menekan pertumbuhan ekonomi. Apalagi JP Morgan telah merevisi target GDP kuartal I dari 3% menjadi 2,5%.

“Ini yang membuat pelaku pasar memburu emas,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia