KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas merangkak naik jelang akhir pekan. Tapi, harga logam mulia ini masih cenderung turun dalam sepekan terakhir. Jumat (23/7) pukul 7.15 WIB, harga emas spot berada di US$ 1.807,88 per ons troi. Harga emas ini menguat 0,05% dari penutupan perdagangan kemarin pada US$ 1.806,92 per ons troi. Dalam sepekan, harga emas spot masih tercatat turun 0,23% dari posisi US$ 1.812,05 per ons troi.
Sejalan, harga emas kontrak Desember 2021 menguat 0,13% ke level US$ 1.811,60 per ons troi pada hari ini. Dalam sepekan, harga emas berjangka ini masih melemah 0,41% dari US$ 1.819,10 per ons troi pada Jumat pekan lalu.
Baca Juga: Simak harga emas hari ini di Pegadaian, Jumat 23 Juli 2021 Harga emas menguat karena penguatan pasar saham dan imbal hasil obligasi AS mereda di tengah kenaikan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan nilai tukar dolar inilah yang menyebabkan kenaikan harga emas cenderung tipis-tipis sejak kemarin. Yield US Treasury turun tipis setelah mencapai level tertinggi dalam hampir sepekan. Data terbaru menunjukkan klaim pengangguran AS naik secara tak terduga ke level tertinggi dua bulan. Pelemahan pasar tenaga kerja ini turut mengangkat harga emas. "Suku bunga riil sangat negatif, yang menunjukkan bahwa inflasi sedang panas, dan tidak ada kemungkinan Federal Reserve AS dapat membuat suku bunga riil positif dalam jangka pendek, sehingga orang-orang yang menyadari perlu memiliki emas," kata Michael Matousek, kepala pedagang di US Global Investors kepada
Reuters.
Baca Juga: ICDX sedang siapkan pasar fisik emas digital, pasar lelang komoditas, resi gudang Emas juga mendapat dukungan dari janji European Central Bank (ECB) untuk mempertahankan suku bunga pada rekor terendah lebih lama lagi. "Baik Fed AS dan ECB cukup sinkron dalam memberikan lingkungan suku bunga yang lebih rendah lebih lama dan itu akan positif untuk emas dalam jangka panjang," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA. Pertemuan kebijakan The Fed minggu depan mengikuti komentar dari Gubernur The Fed Jerome Powell yang menyarankan bahwa bank sentral akan tetap akomodatif meskipun lonjakan baru-baru ini dalam pembacaan inflasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati