Harga emas merosot ke US$ 1.835 per ons troi, tertekan imbal hasil US Treasury



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga emas menyentuh level terendah dalam enam minggu pada perdagangan hari ini. Alhasil, emas memperpanjang pelemahan dari sesi sebelumnya, setelah dolar Amerika Serikat (AS) menguat dan kenaikan imbal hasil US Treasury yang semakin menekan harga emas batangan.

Senin (11/1) pukul 10.30 WIB, harga emas emas melemah 0,7% ke posisi US$ 1.835,96 per ons troi. Di awal perdagangan hari ini, harga emas sempat anjlok 1,7% menjadi US$ 1.816.53 per ons troi, posisi terendah sejak 2 Desember.

Serupa, harga emas berjangka kontrak pengiriman Februari 2021 juga melemah 0,2% ke US$ 1.832 per ons troi. Pada sesi sebelumnya harga emas berjangka ini ambles 4,1%. 


"Masa kejayaan emas sudah berakhir," kata Stephen Innes, Chief Global Market Strategist Axi.

Baca Juga: Harga emas berusaha rebound, setelah merosot akhir pekan lalu

"Imbal hasil AS yang lebih tinggi mulai berdampak negatif bagi emas dan pasar terus berhenti dari posisinya, karena tidak siap untuk penguatan dolar AS ini," lanjut dia.

Asal tahu saja, imbal hasil US Treasury untuk tenor 10 tahun kini bertahan di atas 1%. Hal ini membantu dolar AS mendekati puncak dalam tiga minggu terakhir terhadap mata uang saingan. Alhasil, emas batangan pun menjadi mahal bagi sekeranjang mata uang lainnya. 

Imbal hasil obligasi yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang kepemilikan emas.

Investor juga memperhatikan komentar Wakil Ketua Federal Reserve Richard Clarida pada hari Jumat bahwa ekonomi AS sedang menuju tahun yang "mengesankan", dibantu oleh vaksin virus corona dan potensi belanja pemerintah yang lebih besar.

Presiden terpilih AS Joe Biden pada hari Jumat mengisyaratkan akan lebih banyak bantuan langsung kepada keluarga yang terdampak Covid-19, termasuk stimulus $ 2.000. Ini setelah data menunjukkan ekonomi AS melepaskan pekerjaan untuk pertama kali dalam delapan bulan di bulan Desember.

"Jika Fed memberi sinyal bahwa mereka akan menaikkan suku bunga sebelum tahun 2023, maka hal tersebut akan berdampak negatif yang signifikan di atas emas, "kata Innes.

Selanjutnya: Trinitan Metals & Minerals (PURE) dukung industri baterai kendaraan listrik Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari