KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas turun pada Jumat (8/11), mencatat penurunan mingguan tertajam dalam lebih dari lima bulan. Harga emas tertekan penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Harga emas melorot juga lantaran pasar menyerap implikasi kemenangan Donald Trump dan dampak potensialnya pada ekspektasi suku bunga AS. Jumat (8/11), arga emas spot turun 0,8% menjadi US$ 2.684,03 per ons pada pukul 01:40 p.m. ET (1840 GMT) dan mencatat penurunan mingguan sebesar 1,8%.
Harga emas berjangka AS ditutup 0,4% lebih rendah pada US$ 2.694,80. Baca Juga: Harga Emas Spot Menuju Penurunan Mingguan Kedua Berturut-turut pada Jumat (8/11) Sementara, Indeks dolar naik 0,6%, menandai kenaikan mingguan. "Pada bulan lalu, ceritanya adalah risiko ketidakpastian pemilu dan apakah akan ada normalisasi transisi, tetapi pemilu ini tampaknya sangat menentukan bagi Gedung Putih," kata Alex Ebkarian, kepala operasi di Allegiance Gold seperti dikutip Reuters. Ia mengatakan, banyak aset berisiko mulai diuntungkan dalam hal implikasi potensial kebijakan di masa mendatang. "Jadi kami harus mengalihkan uang dari logam ke alternatif ini," ujarnya. Federal Reserve pada Kamis (7/11), memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, tetapi mengindikasikan pendekatan yang hati-hati untuk pemangkasan lebih lanjut. Kemenangan Trump telah memicu pertanyaan tentang apakah The Fed akan melanjutkan pemangkasan suku bunga dengan kecepatan yang lebih lambat dan lebih kecil, mengingat kebijakan tarif mantan presiden tersebut. Namun, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan hasil pemilu tidak akan memiliki dampak "jangka pendek" pada kebijakan moneter. Baca Juga: Cuan 26,23% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik (8 November 2024) Prospek pemangkasan suku bunga, dimulai dengan pengurangan setengah basis poin pada bulan September, telah mendukung rekor reli emas tahun ini.