Harga Emas Naik Hari Ini, Tapi Menuju Penurunan Mingguan Terbesar Dalam 3,5 Pekan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas naik pada hari Jumat (18/5). Tetapi harga emas menuju penurunan mingguan terbesar dalam 3,5 bulan terakhir. Harapan resolusi dalam negosiasi plafon utang Amerika Serikat (AS) dan memudarnya ekspektasi penurunan suku bunga pada akhir tahun menghilangkan minat pada investasi emas.

Pada Jumat (19/5) pukul 11.18 WIB, harga emas spot naik 0,3% menjadi US$ 1.963,39 per ons troi. Harga emas spot turun 2,4% dalam sepekan, terbesar sejak awal Februari. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,2% menjadi US$ 1.964,60 per ons troi.

Pasar melihat akhir yang positif dari pembicaraan plafon utang AS. Ilya Spivak, kepala makro global di Tastylive mengatakan bahwa harga emas turun karena komentar terbaru tentang kemajuan yang dibuat pada plafon utang AS dan penguatan imbal hasil US Treasury dan dolar.


Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Jumat 19 Mei 2023, Cek Daftarnya di Sini

Presiden AS Joe Biden dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kevin McCarthy berharap untuk menyelesaikan kesepakatan tentang plafon utang setelah Biden kembali dari pertemuan G7 di Jepang pada hari Minggu.

Indeks dolar sedikit menurun pada hari ini. Tetapi, indeks yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia ini melayang mendekati level tertinggi dua bulan. Penguatan kurs dolar AS membuat harga emas kurang terjangkau bagi investor yang memegang mata uang lain.

Dua pembuat kebijakan Federal Reserve mengatakan penurunan inflasi AS tampaknya tidak cukup cepat untuk memungkinkan bank sentral menghentikan kampanye kenaikan suku bunga.

Baca Juga: Harga Emas Meluncur, Data AS yang Kuat Mendorong Taruhan The Fed Bernada Hawkish

Gubernur The Fed Jerome Powell dijadwalkan untuk berbicara di sebuah acara pada malam nanti. Para pelaku pasar akan mencermati sinyal dari orang nomor satu di bank sentral AS itu.

Spivak menambahkan bahwa harga emas berpotensi turun jika Powell menepis ekspektasi penurunan suku bunga dan mengisyaratkan suku bunga lebih tinggi lebih lama dari yang dipikirkan pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati