KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas kembali mengalami kenaikan pada Jumat (1/12) pagi setelah mencatat penutupan bulanan positif selama dua bulan terakhir. Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer menyoroti bahwa Federal Reserve akan segera memangkas suku bunga. Sehingga meningkatkan daya tarik emas yang terus tumbuh tanpa memberikan imbal hasil yang signifikan. Lanjutnya, berdasarkan
Reuters, indeks Dolar mencatat bulan terburuknya dalam setahun pada November kemarin. Sementara Treasury yield 10 tahun mencapai level terendah dua setengah bulan pada sesi Kamis (30/11).
Baca Juga: Harga Emas Spot Catatkan Kenaikan Bulanan Kedua Berturut-turut pada Kamis (30/11) Hal tersebut memberikan dorongan tambahan pada harga emas, dengan harga emas berjangka naik 0,21% menjadi US$ 2.042,30/oz pukul 07.17 WIB, sementara harga emas spot naik 0,25% ke US$ 2.041,35/oz. Kedua emas tersebut mengalami kenaikan signifikan sebesar 2,2% lebih pada bulan November. Meskipun ada potensi pelemahan harga emas dalam waktu dekat, para analis memproyeksikan bahwa pelemahan tersebut akan terbatas di kisaran US$ 2.015 - US$ 2.020.
Para analis menyatakan bahwa tidak ada kekhawatiran yang signifikan akan dirasakan kecuali harga emas jatuh kembali di bawah level US$ 2.000. Dalam analisanya, Andrew menilai bahwa harga emas cenderung mengalami kenaikan setelah sebelumnya mengalami penurunan pasca-rilis data Core PCE Price Index.
Baca Juga: Harga Emas Spot Menguat ke US$2.044,79 Kamis (30/11), Jelang Tes Inflasi AS Meskipun data tersebut menunjukkan kecenderungan melemah terhadap data PCE, ia melihat adanya potensi kenaikan harga emas dalam sesi perdagangan hari ini. Ia menjelaskan bahwa meskipun terjadi koreksi yang signifikan dalam pergerakan harga emas, hal ini seharusnya tidak menjadi sinyal untuk meramalkan penurunan lebih lanjut. "Harga emas cenderung melanjutkan kenaikan karena secara keseluruhan tren masih menunjukkan arah naik," sebutnya. Saat ini, semua mata tertuju pada komentar Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, yang dijadwalkan untuk disampaikan pada hari Jumat (1/12).
Pernyataan Powell dapat memberikan arah baru bagi pasar emas, terutama mengingat proyeksi struktural bullish dari J.P. Morgan untuk emas dan perak dalam prospek komoditas 2024 mereka.
Baca Juga: Harga Emas Mendekati Puncak 7 Bulan Akibat Pelemahan Dolar dan Yield US Treasury J.P. Morgan menyoroti bahwa di antara semua komoditas, emas dan perak merupakan satu-satunya proyeksi struktural bullish yang mereka pegang. Hal ini memberikan optimisme tambahan bagi para investor emas dalam menghadapi perkembangan pasar ke depannya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli