KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga e
mas naik sekitar US$ 2.340 per ons troi pada Kamis (20/6), berada pada level tertinggi dalam dua minggu. Penguatan harga emas disebabkan oleh kinerja ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lesu, sehingga meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve mungkin menurunkan suku bunga tahun ini. Berdasarkan
Trading Economics, harga emas naik 0,30% ke level US$ 2.336 per ons troi, pada Kamis (20/6) pukul 19.40 WIB. Namun dalam sepekan, harga emas terkoreksi 0,14%. Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, data hari Selasa (18/6) menunjukkan bahwa penjualan ritel AS hampir tidak meningkat, menandakan berkurangnya sentimen konsumen.
Hal tersebut bersamaan dengan data pasar tenaga kerja dan inflasi baru-baru ini yang menunjukkan berkurangnya tekanan. Alhasil, The Fed kemungkinan akan mencari konfirmasi lebih lanjut mengenai penurunan inflasi sebelum kemungkinan menurunkan suku bunga pada akhir tahun.
Baca Juga: Menilik Kinerja Emiten Konstituen Indeks EIDO Sementara itu, Sutopo mengatakan, Presiden Fed Bank Chicago Austan Goolsbee menyebut angka inflasi harga konsumen terbaru sangat baik pada hari Selasa lalu, dan menyatakan optimisme terhadap penurunan inflasi lebih lanjut tahun ini. “Investor sekarang fokus pada klaim pengangguran mingguan yang akan dirilis hari ini, Kamis (20/6), dan melihat indeks manajer pembelian pada hari Jumat (21/6) untuk mendapatkan wawasan mengenai konsumsi dan kekuatan ekonomi,” kata Sutopo saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (20/6). Dengan sentimen-sentimen tersebut, Sutopo memprediksi, pergerakan harga emas hingga akhir Juni ini, kemungkinan besar tidak akan mengalami pergeseran yang besar dan cenderung diperdagangkan dalam fluktuasi. Tetapi harga emas belum menentukan arah tren yang sebenarnya. Meskipun demikian, Sutopo bilang, pedagang harus mewaspadai kemungkinan penembusan pada level kunci US$ 2.277 per ons troi, karena jika hal tersebut terjadi maka harga emas dapat mengalami koreksi yang dalam hingga ke level US$ 2.150 per ons troi-US$ 2.200 per ons troi.
Baca Juga: Harga Emas Menguat Terbatas, Ini Prediksi Hingga Akhir Tahun Sebaliknya, jika harga tetap diperdagangkan di atas US$ 2.277 per ons troi, maka penurunan yang diharapkan bisa bergeser lebih lama. Menurut dia, berbagai macam sentimen seperti ketidakpastian global dari perang, pemilu, serta inflasi yang mulai jinak adalah campuran sentimen yang membuat emas belum bisa bergerak jauh.
“Saya belum melihat ada indikasi penurunan yang tegas, namun yang jelas investor enggan untuk membeli di harga saat ini. Hal ini dapat dilihat kenaikan yang tidak permanen dan tekanan jual dalam dua bulan terakhir,” imbuh dia. Dengan begitu, Sutopo menyarankan kepada investor untuk tidak melakukan investasi emas dalam jangka pendek karena tindakan pembelian saat ini, cenderung mengandung risiko yang lebih tinggi. Namun, untuk investor dalam jangka menengah atau panjang, masih berpotensi mendapatkan keuntungan dari investasi emas. Sutopo pun memprediksi, harga emas dunia akan diperdagangkan sebesar US$ 2.400 per ons troi, pada akhir tahun ini. Sedangkan pada kuartal III-2024, harganya akan berada di kisaran US$ 2.350 per ons troi-US$ 2.380 per ons troi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati