KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas hari ini menguat setelah libur Natal di perdagangan kemarin. Kamis (26/12) pukul 7.23 WIB, harga emas spot berada di US$ 2.620,38 per ons troi. Harga emas spot menguat 0,13% ketimbang penutupan perdagangan Selasa (24/12) yang ada di US$ 2.616,87 per ons troi. Sedangkan harga emas berjangka Amerika Serikat (AS) pagi ini berada di US$ 2.637,60 per ons troi. Harga emas kontrak Februari 2025 ini menguat 0,08% ketimbang penutupan perdagangan Selasa (24/12) lalu di US$ 2.635,50 per ons troi.
Harga emas stabil di pekan perdagangan yang cenderung sepi jelang akhir tahun ini. "Tren mendatar harga emas saat ini tampaknya terutama didorong oleh lingkungan likuiditas yang rendah," kata Zain Vawda, analis pasar di MarketPulse by OANDA seperti dikutip Reuters. Harga emas mengalami tahun yang luar biasa pada tahun 2024, bersiap untuk kinerja terbaiknya sejak 2010 dengan kenaikan 27,02% sepanjang 2024. Baca Juga: Sebulan Minus 1,23%, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (25 Desember 2024) Vawda menambahkan, reli serupa dapat terjadi pada tahun 2025. Tetapi ini sebagian besar bergantung pada perkembangan geopolitik. "Tanpa gangguan geopolitik yang tidak terduga, proyeksi dasar harga emas sekitar US$ 2.800 per ons troi, didorong oleh risiko yang terus-menerus dan kekhawatiran perang dagang," ujar dia. Emas batangan dianggap sebagai investasi yang aman selama kekacauan ekonomi dan geopolitik. Analis telah memperkirakan bahwa rekor tertinggi berturut-turut pada tahun 2024 akan menjadi landasan bagi reli serupa pada tahun 2025. Prediksi ini didorong oleh pembelian bank sentral yang berkelanjutan, meningkatnya ketegangan geopolitik, dan pemangkasan suku bunga Fed. Namun, momentum mulai memudar pada awal November karena dolar menguat di tengah "euforia Trump", yang menghambat reli emas. Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Berada di Rp 1.520.000 Per Gram, Rabu (25/12) Dengan Trump yang akan kembali ke Gedung Putih pada bulan Januari, investor AS bersiap untuk perubahan kebijakan yang signifikan pada tahun 2025. Prediksi perubahan kebijakan termasuk tarif perdagangan yang lebih tinggi, deregulasi, dan perubahan pajak, yang semuanya dapat memiliki implikasi inflasi.