KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas menguat pada pagi ini setelah kemarin anjlok. Jumat (21/7) pukul 6.40 WIB, harga emas spot menguat 0,14% ke US$ 1.972,44 per ons troi. Harga emas spot tercatat menguat 0,88% dalam sepekan. Ini adalah kenaikan harga emas dalam tiga pekan berturut-turut. Sedangkan harga emas kontrak Desember 20233 di Commodity Exchange menguat 0,16% ke US$ 2.013,10 per ons troi pada hari ini. Dalam sepekan, harga emas berjangka ini menguat 0,50%.
Harga emas kemarin tergelincir karena dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil US Treasury bergerak lebih tinggi meskipun harapan untuk jeda kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS setelah pertemuan Juli membatasi penurunan.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini (21/7) di Pegadaian Stagnan, UBS Naik "
Yield US Treasury dan dolar sebenarnya sedikit melambung, jadi kami melihat sedikit efek sebaliknya pada emas. Area US$ 2.000 juga akan menjadi sedikit tantangan bagi pasar emas dalam jangka pendek," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures kepada
Reuters. Indeks dolar kemarin ditutup menguat 0,60% ke 100,88 setelah rilis data klaim pengangguran AS. Penguatan dolar AS membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Benchmark imbal hasil Treasury AS 10-tahun juga naik lebih tinggi. Data menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran tiba-tiba turun minggu lalu. Klaim pengangguran menyentuh level terendah dalam dua bulan di tengah pengetatan pasar tenaga kerja yang sedang berlangsung.
Baca Juga: Emas di Mata Warren Buffett Bukan Aset yang Berharga, Mengapa Begitu? Fokus investor sekarang bergeser ke pertemuan kebijakan bank sentral AS minggu depan. Prediksi terbesar pelaku pasar adalah kenaikan suku bunga 25 basis poin dari Federal Reserve pekan depan.
Sebagian besar ekonom yang disurvei oleh
Reuters memperkirakan kenaikan pada pertemuan Juli akan menjadi peningkatan terakhir dari siklus pengetatan saat ini dari The Fed. Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS. Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. "Pembalikan harga emas baru-baru ini sangat didorong oleh ekspektasi bahwa Fed hampir selesai dalam hal kenaikan suku bunga," kata analis Julius Baer, Carsten Menke. Dia menambahkan bahwa suku bunga akan bertahan di level tinggi dan pembalikan kebijakan moneter yang cepat tidak akan terjadi karena ketahanan ekonomi AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati