Harga Emas Naik Setelah Aksi Jual Tajam, Fokus Beralih ke Data Inflasi AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas kembali menguat pada hari Jumat setelah anjlok tajam pada hari sebelumnya. Hari ini akan ada rilis data inflasi utama Amerika Serikat (AS) yang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang kapan pemotongan suku bunga Federal Reserve akan dimulai.

Jumat (26/7) pukul 18.10 WIB, harga emas spot naik 0,3% menjadi US$ 2.370,50 per ons troi. Tetapi harga emas spot turun 1% sejauh minggu ini. Harga telah mencapai titik terendah sejak 9 Juli pada hari Kamis setelah data pertumbuhan ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan.

"Data pertumbuhan ekonomi merupakan faktor bearish untuk harga emas, yang cenderung bernasib lebih buruk selama masa kekuatan ekonomi ketika aset lain berkinerja lebih positif," kata Frank Watson, analis pasar di Kinesis Money kepada Reuters.


Harga emas turun 4,5% sejak mencapai rekor tertinggi US$ 2.483,60 per ons troi pada 17 Juli karena meningkatnya optimisme pemotongan suku bunga dari Federal Reserve pada bulan September.

Baca Juga: Harga Emas Spot Naik ke US$2.372,25 pada Jumat (26/7) Sore

Data pengeluaran konsumsi pribadi AS untuk bulan Juni - ukuran inflasi yang disukai Fed - akan dirilis pada pukul 19.30 WIB malam ini.

Dengan emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil masih naik 15% sepanjang tahun ini, ada tanda-tanda harga tinggi dan faktor musiman telah meredam permintaan di konsumen utama China.

Impor emas bersih China melalui Hong Kong merosot 18% pada bulan Juni dari Mei, saat mencapai titik terendah dalam 10 bulan. Ekspor emas Swiss bulan Juni ke Tiongkok turun ke level terendah sejak Mei 2022.

Namun, permintaan fisik di India, konsumen emas utama kedua, mendapat dorongan dari pengurangan pajak impor emas minggu ini ke level terendah dalam 11 tahun. Premi emas di India melonjak ke level tertinggi dalam satu dekade minggu ini.

Di sisi teknis, harga emas spot terjepit antara rata-rata pergerakan 21 hari dan 50 hari masing-masing di US$ 2.388 dan US$ 2.359.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati