Harga Emas Naik Tipis, Potensi Suku Bunga Tidak Berubah Menyokong Logam Mulia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas naik tiips setelah kemarin melorot akibat penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan kebijakan minggu depan menjadi penyokong harga emas.

Kamis (14/9) pukul 7.12 WIB, harga emas spot berada di US$ 1.909,84 per ons troi, menguat 0,09% dari penutupan perdagangan kemarin. Harga emas kemarin turun 0,29% setelah rilis data inflasi AS menunjukkan indeks harga konsumen yang moderat.

Sedangkan harga emas kontrak Desember 2023 di Commodity Exchange pagi ini melemah 0,08% ke US$ 1.930,90 per ons troi setelah kemarin turun 0,13%. Harga emas berjangka ini turun dalam tiga hari perdagangan terakhir.


Harga emas spot dan berjangka pun menyentuh level terendah dalam tiga pekan terakhir. Dolar AS menguat terhadap mata uang utama dunia setelah data inflasi AS dirilis, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Baca Juga: Harga Emas Antam dan UBS Hari Ini (14/9) di Pegadaian Kompak Turun

Data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan indeks harga konsumen (IHK) utama dan inti pada bulan Agustus masing-masing naik 0,6% dan 0,3% dari bulan sebelumnya. Para ekonom memperkirakan kenaikan masing-masing sebesar 0,6% dan 0,2%.

"Data IHK sebagian besar sesuai dengan ekspektasi, mengisyaratkan bahwa FOMC diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil, memberikan landasan bagi emas," kata Chris Gaffney, presiden EverBank World Markets kepada Reuters.

Ekspektasi para pedagang terhadap The Fed untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan 19-20 September semakin kuat setelah data tersebut dirilis. Sementara kemungkinan jeda kenaikan suku bunga sebesar 61% pada bulan November, menurut CME FedWatch.

Baca Juga: Update Harga Emas Hari Ini, Investasi Anda Untung atau Rugi?

Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan imbal hasil obligasi US Treasury yang merupakan safe-haven. Sehingga investor akan lebih memilih aset pendapatan tetap seperti US Treasury ketimbang emas batangan yang tidak menawarkan bunga.

“Investor logam mulia tidak terlalu khawatir terhadap inflasi yang lebih tinggi dan lebih fokus pada biaya peluang yang terkait dengan kepemilikan aset tanpa bunga di kondisi kenaikan suku bunga,” imbuh Gaffney.

Investor sekarang menantikan data harga produsen dan penjualan ritel AS bulan Agustus dan keputusan kenaikan suku bunga Bank Sentral Eropa pada hari Kamis menjelang keputusan kebijakan Fed pada 20 September.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati