Harga emas rekor lagi, kasus virus corona dan pelemahan dolar AS jadi penopang



KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Harga emas spot kembali perkasa di awal pekan ini berkat kombinasi dari pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil obligasi yang mini. Bahkan, harga si kuning kini semakin dekat untuk menyentuh level tertinggi di US$ 2.000 per ons troi. 

Senin (3/8) pukul 07.40 WIB, harga emas spot berada di level US$ 1.976,42 per ons troi, naik tipis 0,03% dibanding penutupan Jumat (31/7) di US$ 1.975,86 per ons troi.

Baca Juga: Harga minyak mentah tergelincir potensi banjir pasokan dan lonjakan kasus Covid-19

Setali tiga uang, harga emas berjangka kontrak pengiriman Desember 2020 melonjak 0,4% ke US$ 1.993 per ons troi.  Ini juga jadi level tertinggi bagi si kuning.

Di pasar spot, harga emas sempat dibuka dan melesat ke level US$ 1.984 per ons troi. Ini membuka kesempatan bagi emas untuk berada di jalur yang tepat untuk segera berada di atas US$ 2.000 per ons troi.

"Meski emas sudah naik sekitar 30% di tahun ini, kami percaya masih ada banyak sisi positif dalam reli harga emas ini," kata analis ANZ dalam memonya kepada Reuters

Lebih lanjut, harga emas disebut memiliki latar belakang yang tetap kondusif. "Dengan dukungan yang tak tergoyahkan dari bank sentral, kemungkinan akan melihat kebijakan pelonggaran moneter tetap di banyak negara untuk masa mendatang, ini akan menjaga hasil obligasi rendah dan meningkatkan ekspektasi inflasi dan berpotensi menjaga dolar AS lemah," jelas ANZ. 

Hal tersebut pun langsung memoles pesona emas di tahun ini. Bahkan, ANZ menargetkan harga si kuning bisa mencapai US$ 2.300 per ons troi dalam 12 bulan mendatang.

Baca Juga: Harga emas Antam naik, seperti ini potensi untung rugi bagi yang sudah beli

Pesona emas juga didukung lonjakan kasus virus corona yang kembali merebak di sejumlah negara. Contohnya di AS, Brasil hingga Australia. Di AS sendiri, virus corona telah menginfeksi 4,6 juta orang dan lebih dari 17,96 juta di seluruh dunia. 

AS pun menyebut, sedang dalam fase baru dalam wabah virus corona dengan penyebaran yang luar biasa luas di kawasan pedesaan maupun kota.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari