MOMSMONEY.ID - Harga emas hari ini di pasar global memantul naik, tapi, tidak mampu mengikis kerugian pekan ini. 

Mengutip Bloomberg, Jumat (2/5) hingga pukul 16.32 WIB, harga emas spot diperdagangkan di level US$ 3.262,69 per troi ons, naik dibandingkan penutupan sesi Kamis.

Meski menguat hari ini, namun dalam minggu ini harga emas telah terkikis 1,70%. Pasalnya, selera risiko kembali ke Wall Street di tengah laba perusahaan teknologi yang kuat dan pada pedagang menurunkan taruhan pemotongan suku bunga AS pada tahun ini, setelah rilis data aktivitas pabrik.

Dukung Korporasi Terapkan ESG, Bank DBS Siap Berikan Pembiayaan dan Pendampingan

Aktivitas manufaktur di AS pada April menyusut dalam kecepatan yang agak mengejutkan. Pasar menyesuaikan taruhan besaran pelonggaran suku bunga Federal Reserves pada tahun ini, di mana penurunan suku bunga seperempat poin pertama sudah diperhitungkan pada Juli. Suku bunga maupun imbal hasil yang lebih tinggi, cenderung membebani emas yang tidak memberikan bunga.

Di sisi lain, daya tarik emas sebagai tempat berlindung agak memudar seiring pendapatan sebagian perusahaan besar mendorong optimisme di pasar. Apalagi bersamaan dengan potensi kemajuan pembicaran perdagangan antara AS dan mitra bisnis.

Baca Juga: Ingin Dapat Dividen Rp 1.484? Kesempatan Beli Saham UNTR hingga 6 Mei 2025

Meski begitu, hasil keuangan dari raksasa teknologi, Appe dan Amazon.com Inc, menggarisbawahi kekahwatiran tentang prospek, di mana keduanya memperkirakan iklim bisnis yang lebih sulit dalam beberapa bulan mendatang di tengah meningkatnya tarif.

Para investor terus mempertimbangkan dampak dari agenda tarif Presiden AS Donald Trump yang terus berkembang, yang telah mengguncang pasar global. Wakil Presiden JD Vance mengatakan kesepakatan perdagangan dengan India akan menjadi salah satu perjanjian pertama, dan menambahkan bahwa negosiasi juga sedang berlangsung dengan Jepang, Korsel dan Eropa.

Meskipun terjadi aksi jual tajam pada minggu ini, toh, harga emas masih naik sekitar 25% tahun ini. Emas mencapai rekor di atas US$ 3.500 per troi ons minggu lalu, sebelum turun di tengah tanda-tanda reli terlalu panas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News