Harga emas spot bergerak tipis ke US$ 1.809 per ons troi berkat lonjakan kasus corona



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga emas bergerak tipis di perdagangan hari ini karena penguatan indeks dolar Amerika Serikat (AS). Tetapi kekhawatiran tentang lonjakan kasus harian virus corona dan dampaknya terhadap ekonomi global membuat aset safe haven seperti emas masih berada di level psikologis di US$ 1.800 per ons troi. 

Mengutip Reuters, Senin (20/7) pukul 14.30 WIB, harga emas spot stabil di US$ 1.808,92 per ons troi. Sedangkan harga emas berjangka bergerak tipis ke US$ 1.809.50 per ons troi. 

"Ada indikasi teknis bahwa indeks dolar AS menguat dan itu mungkin mengapa kita melihat pedagang di pasar emas membuka harga seperti saat ini," kata Michael McCarthy, kepala strategi CMC Markets.


Baca Juga: Harga emas turun tipis dihadang penguatan indeks dolar AS

"Tidak ada keraguan bahwa kita berada dalam up trend jangka menengah untuk emas. Tampaknya ada segmen investasi komunitas yang tetap tidak yakin tentang pemulihan dan mereka membeli emas," lanjut McCarthy.

Asal tahu saja, hari ini, indeks dolar AS terlihat naik 0,2% terhadap para pesaingnya. Hal ini membuat harga emas lebih mahal untuk pemegang mata uang lainnya.

Padahal, di saat uang sama, lonjakan kasus virus corona di Negeri Paman Sam yang terus melonjak menambah kekhawatiran atas pemulihan ekonomi global dari dampak pandemi. Menurut perhitungan Reuters, sudah lebih dari 14 juta orang terinfeksi di seluruh dunia.

Menggarisbawahi dampak virus corona, ekspor Jepang jatuh 26,2% secara tahunan pada bulan Juni lalu. Berdasarkan data Kementerian Keuangan Jepang, ini adalah bulan keempat secara berturut-turut, ekspor Jepang jatuh dua digit. 

Pelaku pasar kini sedang menanti isyarat dari KTT Uni Eropa yang dikabarkan siap memberikan stimulus di sektor perdagangan yang diusulkan capai US$ 858,30 miliar guna pemulihan ekonomi . 

Baca Juga: Harga minyak mentah melemah, Brent dan WTI sama-sama terkoreksi 0,8%

"Pasar emas juga menjadi kecanduan stimulus besar dari langkah-langkah dari bank sentral untuk menyediakan kelebihan likuiditas dan yang telah mendorong ekspektasi," jelas analis Phillip Futures kata dalam sebuah catatan.

"Bank sentral mungkin mengecewakan investor emas jika bankir merasakan tanda-tanda inflasi atau kemajuan ekonomi," lanjutnya. 

Spekulan mengurangi posisi bullish mereka di emas COMEX dan meningkatkannya dalam kontrak perak dalam seminggu hingga 14 Juli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari