KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas merosot mendekati level terendah tujuh bulan pada hari Selasa (3/10), terbebani oleh penguatan dolar dan kenaikan imbal hasil obligasi. Kemungkinan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama mendominasi sentimen. Melansir Reuters, harga emas spot turun 0,3% pada US$1.822,42 per ons troi, level terendah sejak awal Maret. Sedangkan, harga emas berjangka AS turun 0,4% menjadi US$1.840,00 per ons troi.
Baca Juga: The Fed Berencana Kerek Suku Bunga, Harga Emas Spot Lanjutkan Penurunan Lowongan pekerjaan AS secara tak terduga meningkat pada bulan Agustus, menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja yang ketat yang dapat memaksa The Fed untuk menaikkan suku bunga bulan depan. "Laporan JOLTS telah mengejutkan pasar karena meningkatkan prospek kenaikan suku bunga namun juga menurunkan ekspektasi perlambatan ekonomi AS, sehingga menekan logam mulia," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA. Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Namun, suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang untuk memiliki emas batangan, yang dihargakan dalam dolar dan tidak menghasilkan bunga. Harga emas sempat naik pada awal sesi karena dolar melemah tajam terhadap yen, hanya beberapa saat setelah naik di atas 150 untuk pertama kalinya sejak Oktober 2022, menandakan kemungkinan intervensi oleh Bank of Japan. "Jika Bank of Japan melakukan intervensi, hal ini dapat melemahkan dolar dalam jangka pendek dan memberikan dukungan pada logam mulia," tambah Moya. Baca Juga: Syarat Untung Investasi Emas, Harus Paham Hal Ini!