KONTAN.CO.ID - Harga emas menguat pada Senin (17/3) setelah mencapai rekor tertinggi pekan lalu. Ketegangan geopolitik, kekhawatiran terhadap peningkatan tarif yang memperburuk friksi perdagangan, serta meningkatnya harapan pemangkasan suku bunga oleh The Fed terus mendorong permintaan aset safe-haven. Melansir Reuters, harga emas spot naik 0,2% menjadi US$2.989,79 per ons troi pada 0058 GMT.
Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Rp 2.000 Jadi Rp 1.741.000 Per Gram Hari Ini 17 Maret 2025 Logam mulia ini sempat melampaui ambang batas kunci US$3.000 per ons troi dan mencatat rekor tertinggi di US$3.004,86 pada Jumat. Kontrak berjangka emas AS turun tipis 0,1% menjadi US$2.997,30. Amerika Serikat akan terus menyerang kelompok Houthi di Yaman hingga mereka menghentikan serangan terhadap kapal-kapal dagang, kata Menteri Pertahanan AS pada Minggu. Sementara itu, kelompok yang didukung Iran tersebut memberi sinyal akan meningkatkan serangan sebagai respons terhadap serangan mematikan AS sehari sebelumnya. Serangan militer Israel menewaskan sedikitnya 15 warga Palestina di Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir, menurut Kementerian Kesehatan di wilayah tersebut pada Minggu. Di sisi lain, mediator dari negara-negara Arab dan AS terus berupaya mempertahankan gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan Hamas. Baca Juga: Profit 33,11% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (16 Maret 2025) Tidak ada jaminan bahwa resesi tidak akan terjadi di Amerika Serikat, meskipun bisa terjadi penyesuaian ekonomi, kata Menteri Keuangan AS Scott Bessent dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada Minggu. Sentimen konsumen AS turun ke level terendah dalam hampir 2,5 tahun pada Maret, sementara ekspektasi inflasi melonjak. Kekhawatiran muncul bahwa tarif besar-besaran Presiden Donald Trump, yang telah memicu perang dagang, akan meningkatkan harga dan melemahkan ekonomi. Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap risiko politik dan inflasi, dengan kenaikan sekitar 14% sepanjang 2025. Baca Juga: AS dan Houthi di Ambang Perang Terbuka, Laut Merah Jadi Medan Konflik Baru Pasar kini menanti pertemuan kebijakan moneter The Fed pada Rabu mendatang. Logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil cenderung berkinerja baik di lingkungan suku bunga rendah.
