Harga emas spot ditutup menguat ke US$ 1.731 per ons troi pada Senin (15/3)



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas ditutup menguat pada perdagangan awal pekan ini. Keunggulan emas datang setelah yield US Treasury mundur dari level tertingginya dalam 13 bulan dan investor bergerak hati-hati sambil menanti isyarat dari pertemuan Federal Reserve yang berlangsung tengah pekan ini.

Senin (15/3), harga emas spot ditutup naik 0,3% menjadi US$ 1.731,67 per ons troi. Serupa, harga emas berjangka kontrak pengiriman April 2021 melesat 0,5% ke level US$ 1.729,20 per ons troi.

"Penurunan emas baru-baru ini dipandang sebagai peluang membeli oleh sebagian besar orang," kata David Meger, Director of Metals Trading High Ridge Futures.


Tetapi saat ini pertanyaan besarnya adalah apakah kenaikan yield US Treasury di belakang optimisme atas pemulihan ekonomi, akan kembali menekan emas, atau jika stall pertumbuhan atau kenaikan inflasi, dapat mendukung emas lebih lanjut, Meger menambahkan.

Asal tahu saja, yield US Treasury AS turun dari posisi puncak, dan hal ini memulihkan beberapa daya tarik instrumen investasi non-bunga seperti emas.

Baca Juga: Wall Street menguat, indeks S&P 500 dan Dow Jones ditutup di rekor tertinggi baru

"Pergerakan yield US Treasury yang mencapai puncak akan kembali menjadi menyeret harga emas ke dasar," ujar Phillip Streible, Chief Market Strategist Blue Line Futures.

Emas juga mendapat dukungan dari penandatanganan paket stimulus US$ 1,9 triliun yang menjadi Undang-Undang. Hal tersebut memicu ketakutan lonjakan inflasi, karena emas batangan digunakan untuk lindung nilai terhadap kenaikan harga.

Pelaku pasar kini menunggu pertemuan The Fed yang akan berlangsung dua hari dan dimulai pada Selasa (16/3), dengan fokus pada lonjakan imbal hasil obligasi baru-baru ini, yang turut menimbulkan kekhawatiran tentang kenaikan inflasi dan prospek ekonomi di Negeri Paman Sam.

"Logam mulia akan disandera oleh pasar Treasury sebagai pendekatan reaktif The Fed terhadap penurunan suku bunga yang bisa menyebabkan capital outflow pada investasi," jelas TD Securities mengatakan dalam sebuah catatan.

Selanjutnya: Daftar 13 negara yang tangguhkan vaksin AstraZeneca, Indonesia termasuk

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari