Harga emas spot ditutup menguat ke US$ 1.836.07 per ons troi pada Senin (10/5)



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas spot ditutup menguat dan bertahan di dekat level tertinggi dalam tiga bulan pada hari Senin. Katalis utama bagi harga emas datang setelah angka pertumbuhan pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang dirilis minggu lalu membebani dolar AS dan mendorong ekspektasi bahwa suku bunga akan tetap rendah.

Senin (10/5), harga emas spot ditutup menguat 0,3% ke level US$ 1.836,07 per ons troi, setelah menyentuh level tertinggi sejak 11 Februari di US$ 1.845,06 per ons troi. 

Serupa, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Juni 2021 ditutup naik 0,3% menjadi US$ 1.837,60 per ons troi.


"Jumlah pekerjaan AS yang mengecewakan akhirnya memicu putaran short-covering algoritmik," kata ahli strategi komoditas TD Securities, Daniel Ghali.

Sentimen yang juga mendukung harga logam mulia ini adalah kembalinya modal diskresioner yang mengalir ke emas bersama dengan permintaan fisik yang kuat dari China dan India di bulan lalu, sebelum India melakukan lockdown, tambah Ghali.

Data non-farm payrolls AS yang dirilis Jumat (7/5) menunjukkan pertumbuhan pekerjaan secara tak terduga melambat pada bulan April, mendorong dolar ke level terendah lebih dari dua bulan. Alhasil, emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Angka pekerjaan yang lebih rendah dari perkiraan mengganggu harapan investor akan pemulihan cepat pada ekonomi terbesar dunia tersebut. Ini membuat potensi Federal Reserve untuk memperketat kebijakan lebih awal dari yang diharapkan pun musnah.

Baca Juga: Harga emas diproyeksikan bisa tembus US$ 2.075 per ons troi pada tahun ini

Bank sentral AS telah berjanji untuk mempertahankan suku bunga rendah sampai inflasi dan lapangan kerja meningkat. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan hasil.

"Apa yang hilang dari kenaikan harga baru-baru ini dan akan diperlukan untuk menghidupkan kembali reli adalah partisipasi para pencari tempat berlindung di komoditas yang aman," jelas analis Julius Baer, ​​Carsten Menke dalam sebuah catatan.

Di sisi lain, harga paladium berhasil melonjak 1,5% menjadi US$ 2.971,39 per ons troi setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa pekan lalu, karena kekhawatiran kekurangan pasokan.

UBS menaikkan perkiraan harga akhir Juni dan akhir September untuk logam mulia yang satu ini menjadi US$ 3.100 per ons troi. Mengingat kenaikan permintaan karena paladium digunakan pada mobil untuk mengurangi emisi untuk kendaraan. 

UBS memperkirakan, defisit paladium di pasar untuk tahun ini sekitar 1 juta ons. 

Selanjutnya: Wall Street ditutup turun, kekhawatiran inflasi dorong aksi jual di sektor teknologi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari