Harga emas spot ditutup turun ke US$ 1.736 per ons troi, yield US Treasury melesat



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas melemah pada penutupan perdagangan Kamis (18/3) karena lonjakan yield obligasi Amerika Serikat (AS) dan penguatan dolar yang mendorong harga komoditas logam mulai ini koreksi. Di sisi lain, harga paladium berhasil melonjak sebanyak 7% karena permintaan yang kuat di tengah kekhawatiran gangguan pasokan.

Kamis (18/3), harga emas spot ditutup melemah turun 0,5% menjadi US$ 1.736,42 per ons troi, setelah sempat menyentuh level tertingginya sejak 1 Maret di US$ 1,755.25 per ons troi. 

Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman April 2021 ditutup naik 0,3% ke US$ 1.732,50 per ons troi.


Yield US Treasury seri acuan untuk tenor 10 tahun melonjak di atas 1,74% untuk pertama kalinya sejak Januari 2020. Di saat yang sama, dolar AS pun melesat 0,5% dan menekan pergerakan emas. 

Pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Rabu (17/3), yang menegaskan janji bank sentral untuk mempertahankan suku bunga  mendekati nol dalam upaya untuk mempertahankan pemulihan ekonomi di jalurnya bahkan jika inflasi menembus 2%, target tahun ini, ternyata hanya berdampak sementara bagi emas.

Baca Juga: Harga emas spot melesat ke US$ 1.749,6 per ons troi pada tengah hari ini (18/3)

"Komentar Powell kemarin tentang suku bunga sangat mendukung emas, tetapi di sisi lain dari fakta bahwa imbal hasil obligasi AS tenor 10-tahun terus meningkat telah membatasi kenaikan emas," kata Bob Haberkorn,  Senior Market Strategist RJO Futures.

Beberapa investor memandang emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi yang bisa mengikuti langkah-langkah stimulus, tetapi yield US Treasury lebih tinggi memudarkan daya tarik dari aset safe haven ini .

"Di satu sisi, ini bukanlah pertanda baik untuk investasi di emas, dan itu menciptakan tekanan ke sisi bawah. Di sisi lain, kami melihat beberapa pembeli turun," kata Commodity Strategis TD Securities Daniel Ghali. 

Walau emas melemah, namun harga paladium justru melonjak hingga 3,6% ke US$ 2.662,17 per ons troi, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi sejak Februari 2020 di US$ 2.755,18 per ons troi.

Nornickel Nickel Rusia, produsen terbesar paladium, memangkas perkiraan output 2021 pada hari Selasa karena genangan air di dua tambang Siberia.

"Gangguan pasokan, terutama di luar produsen utama, benar-benar bermain di pasar ini, bersama dengan ekspektasi lebih banyak permintaan dari sektor otomotif," lanjut Haberkorn. 

Selanjutnya: WHO ungkap investigasi asal usul virus corona, ini bocorannya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari