Harga Emas Spot Makin Berkilau Usai Risalah Pertemuan The Fed Dirilis



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas memperpanjang kenaikan setelah risalah dari pertemuan kebijakan Federal Reserve (The Fed) bulan November menunjukkan "mayoritas substansial" dari anggota memilih untuk memperlambat kenaikan suku bunga.

Rabu (23/11), harga emas spot ditutup naik 0,5% ke level US$ 1.749,68 per ons troi. Sejalan, harga emas berjangka untuk kontrak pengirim Februari 2023 ditutup menguat 0,3% ke US$ 1.745,6 per ons troi.

"Emas diperdagangkan lebih tinggi dalam reli yang melegakan setelah risalah Fed tidak berisi kejutan hawkish, dan hampir mengkonfirmasi laju kenaikan akan turun menjadi 50 bps pada Desember," kata Tai Wong, Senior Trader di Heraeus Precious Metals di New York.


"Pasar keuangan yakin The Fed terlalu ketat sehingga secara dovish menafsirkan risalah yang tidak mengandung kejutan nyata mengingat komentar Fed selama dua minggu terakhir."

Baca Juga: Harga Minyak Ditutup Turun Lebih dari 3%, WTI Kembali ke Bawah US$ 80 Per Barel

Sebuah langkah yang lebih lambat akan lebih baik memungkinkan Federal Open Market Committee untuk menilai kemajuan menuju tujuan kerja maksimum dan stabilitas harga, sesuai dengan notulen rapat The Fed 1-2 November.

"Mengetahui bahwa sebagian besar kenaikan suku bunga tersebut sudah diperhitungkan di pasar, saya akan mengatakan tidak ada lagi awan gelap kenaikan suku bunga yang membayangi pasar emas," kata David Meger, Director of Metals Trading di High Ridge Future.

Tarif yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang memegang emas yang tidak menghasilkan.

Pelemahan dolar AS yang turun hampir 1%, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang asing. Di sisi lain, imbal hasil US Treasury juga lebih rendah untuk hari itu ikut mengangkat harga emas.

Selain itu, aktivitas bisnis AS berkontraksi untuk bulan kelima berturut-turut di bulan November, dengan ukuran pesanan baru turun ke level terendah dalam 2,5 tahun karena suku bunga yang lebih tinggi memperlambat permintaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari