Harga Emas Spot Melemah ke Bawah US$ 2.000 Per Ons Troi di Pagi Ini (22/11)



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga emas bertahan di bawah level kunci US$ 2.000 per ons troi setelah karena dolar Amerika Serikat (AS) bergerak stabil. Di sisi lain, ekspektasi bahwa Federal Reserve telah mencapai akhir dari siklus pengetatan memberikan landasan bagi harga emas batangan.

Rabu (22/11) pukul 08.30 WIB, harga emas spot turun 0,1% menjadi US$ 1.996,79 per ons troi, setelah mencapai level tertinggi dalam tiga minggu di US$ 2.007,29 di sesi sebelumnya.

Sejalan, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Desember 2023 juga turun 0,1% ke US$ 1.998,80 per ons troi.


Salah satu sentimen bagi harga emas datang setelah indeks dolar AS bertahan stabil terhadap para pesaingnya setelah jatuh ke level terendah lebih dari 2,5 bulan di sesi sebelumnya. Melemahnya dolar AS membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Di sisi lain, para pejabat Fed sepakat pada pertemuan kebijakan terakhir mereka bahwa mereka akan melanjutkan dengan "hati-hati" dan hanya menaikkan suku bunga jika kemajuan dalam pengendalian inflasi tersendat, menurut risalah rapat tanggal 31 Oktober-1 November.

Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Rp 2.000 Menjadi Rp 1.097.000 Per Gram Pada Hari Ini (22/11)

Pasar secara luas mengharapkan The Fed untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah pada bulan Desember dan saat ini memperkirakan hampir 60% peluang penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin pada bulan Mei, menurut FedWatch Tool dari CME.

Suku bunga yang lebih rendah menurunkan opportunity cost memegang emas.

Selain itu, data pada hari Selasa menunjukkan, penjualan rumah yang ada di AS turun ke level terendah dalam lebih dari 13 tahun pada bulan Oktober karena tingkat suku bunga hipotek tertinggi dalam dua dekade dan kelangkaan rumah mendorong pembeli keluar dari pasar.

Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun merosot mendekati titik terendah dalam dua bulan.

Ekspor emas Swiss pada bulan Oktober naik ke level tertinggi sejak Mei karena pengiriman ke India melonjak untuk memenuhi permintaan selama musim perayaan di negara tersebut, data bea cukai menunjukkan pada hari Selasa.

Editor: Anna Suci Perwitasari