Harga emas spot melemah ke US$ 1.918 per ons troi, terseret penguatan dolar AS



KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga emas jatuh pada hari ini karena dolar Amerika Serikat (AS) menguat setelah investor wait and see sambil menanti pidato Gubernur Federal Reserve AS Jerome Powell terkait strategi moneter. Namun, harga si kuning masih bertahan di level US$ 1.900 per ons troi karena pandemi virus corona. 

Mengutip Reuters, Rabu (26/8) pukul 14.30 WIB, harga emas spot turun 0,5% menjadi US$ 1.918,77 per ons troi. Sementara itu, harga emas berjangka kontrak pengiriman Desember 2020 naik tipis 0,1% menjadi US$ 1.925,30 per ons troi. 

"Kemunduran harga emas menuju level support US$ 1.910 per dolar AS kali ini memang di kaitkan dengan rebound pada indeks dolar AS, karena investor menunggu pidato Powell", kata Margaret Yang, ahli strategi DailyFx.


Baca Juga: Harga minyak Brent naik tipis, ditopang Badai Laura yang mendekat ke Teluk Meksiko

Asal tahu saja, indeks dolar AS naik 0,2% terhadap saingannya. Ini membuat harga emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, dengan fokus pada Pidato Powell di Jackson Hole pada hari Kamis (27/8). Hal ini diharapkan memberikan kejelasan lebih lanjut tentang pandangan bank sentral AS tentang inflasi dan kebijakan moneter.

Harga komoditas logam mulia ini juga ditahan setelah AS dan China kembali sepakat untuk menegaskan kembali komitmen mereka untuk Fase 1 dalam kesepakatan perdagangan di antara dua ekonomi teratas dunia.

"Berita terkait perkembangan perdagangan AS-China semalam membuat ketegangan telah mereda dan mengurangi minat investor untuk komoditas safe-haven," kata analis ANZ Daniel Hynes.

Namun para analis masih melihat, secara keseluruhan harga emas tetap positif. Terlebih, harga emas sudah menguat 27% sepanjang tahun ini karena investor mencari aset lindung nilai. 

Baca Juga: Harga emas naik lagi di pertengahan pekan ini

"Masih banyak kekhawatiran tentang ekonomi dan banyak negara terus menunjukkan bahwa tarif akan rendah dan langkah-langkah stimulus akan terus berlanjut, yang seharusnya meningkatkan emas," pungkas Hynes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari