Harga Emas Spot Melemah, Terseret Penguatan Dolar AS



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga emas beringsut lebih rendah pada hari ini karena dibebani oleh kenaikan dolar Amerika Serikat (AS). Namun, harapan kenaikan suku bunga yang lebih lambat oleh Federal Reserve membatasi penurunan lebih lanjut.

Selasa (17/1) pukul 10.15 WIB, harga emas spot melemah 0,4% ke US$ 1.910,48 per ons troi. Pada hari Senin (16/1), harga emas mencapai level US$ 1.929 per ons troi, tertinggi sejak akhir April 2022.

Sejalan, harga emas berjangka juga turun 0,5% ke US$ 1.912,70 per ons toi.


Pelemahan emas terjadi karena dolar AS yang menguat. Di mana, indeks dolar AS naik 0,3%. Dolar yang lebih kuat mengubah emas menjadi kurang menarik bagi pembeli dengan mata uang lain.

"Ekspektasi The Fed memperlambat laju kenaikan suku bunga telah mendukung emas. Saat ini, kami melihat penurunan teknis karena harga memasuki wilayah overbought. Selain itu, dolar AS sedikit menguat," kata Ajay Kedia, Direktur Kedia Commodities, Mumbai.

Sebagian besar investor melihat kenaikan 25 basis poin (bps) ketika The Fed mengumumkan keputusan kebijakannya pada bulan Februari. Bank sentral AS memperlambat laju kenaikan suku bunga menjadi 50 bps pada bulan Desember setelah empat kali berturut-turut mengerek suku bunga sebesar 75 bps.

Karena emas batangan adalah aset dengan imbal hasil nol, suku bunga yang lebih rendah cenderung bermanfaat untuk emas karena mengurangi biaya peluang untuk memegang aset tersebut.

Menurut analis industri, harga emas diperkirakan mencapai rekor tertinggi di atas US$ 2.000 per ons troi di tahun ini, meskipun dengan sedikit gejolak, karena The Fed memperlambat laju kenaikan dan akhirnya berhenti menaikkannya.

Investor mengawasi peningkatan kematian terkait COVID di China konsumen emas teratas. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi China pada tahun 2022 merosot ke salah satu yang terburuk dalam hampir setengah abad karena kuartal keempat terpukul keras oleh pembatasan COVID yang ketat dan kemerosotan pasar properti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari