Harga Emas Spot Mencapai Rekor Tertinggi karena Spekulasi Pemotongan Suku Bunga AS



KONTAN.CO.ID - Harga emas spot mencapai rekor tertinggi pada hari Rabu (17/7), dengan komentar terbaru dari pejabat The Fed yang meningkatkan spekulasi pemotongan suku bunga AS pada bulan September.

Melansir Reuters, harga emas spot naik 0,1% menjadi US$2.470,89 per ons troi pada pukul 0046 GMT, setelah mencapai puncak rekor US$2.473,18 sebelumnya dalam sesi ini. Sedangkan,  harga emas berjangka AS naik 0,3% menjadi US$2.473,70.

Baca Juga: Harga Emas Spot Cetak Rekor Tertinggi ke US$2.464,82 pada Selasa (16/7)


Pasar sepenuhnya memperkirakan pemotongan suku bunga setidaknya 25 basis poin oleh Fed pada pertemuan September, menurut CME FedWatch Tool.

Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang bullion yang tidak menghasilkan imbal hasil.

Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan pada hari Senin (16/7) bahwa pembacaan inflasi baru-baru ini "menambah sedikit keyakinan" bahwa laju kenaikan harga kembali ke target The Fed secara berkelanjutan, pernyataan yang menunjukkan bahwa pemotongan suku bunga mungkin tidak jauh lagi.

Gubernur The Fed Adriana Kugler pada hari Selasa juga menyatakan optimisme yang hati-hati bahwa inflasi kembali ke target 2% bank sentral AS.

Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pada hari Selasa bahwa ekonomi global diperkirakan akan tumbuh secara moderat dalam dua tahun ke depan di tengah aktivitas yang melambat di Amerika Serikat, dasar-dasar di Eropa, dan konsumsi serta ekspor yang lebih kuat di China, namun risiko tetap ada.

Baca Juga: Market Asia - Sinyal Beragam, Keputusan Suku Bunga BI Dinantikan

SPDR Gold Trust, dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas terbesar di dunia, mengatakan kepemilikannya naik 0,66% menjadi 842,02 ton pada hari Selasa dari 836,53 ton pada hari Senin.

Di tempat lain, harga perak spot turun 0,4% menjadi US$31,26 per ons, platinum naik 0,1% menjadi US$1.000,62, dan paladium naik 0,4% menjadi US$963,22.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto