KONTAN.CO.ID - Harga emas melonjak ke rekor tertinggi baru pada hari Jumat (8/3). Menyusul data ekonomi Amerika Serikat (AS) terbaru menunjukkan kenaikan tingkat pengangguran, hal ini meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed akan segera menurunkan suku bunganya. Melansir Reuters, harga emas di pasar spot naik 0,5% menjadi US$2.169,85 per ons troi pada pukul 09:28 ET (1428 GMT). Sementara harga emas berjangka AS bertambah 0,6% menjadi US$2.177,10. Baca Juga: Harga Emas Spot Mencapai Rekor Baru, Menuju Minggu Terbaik 5 Bulan
Bullion berada di jalur yang tepat untuk membukukan persentase kenaikan mingguan terbesarnya sejak pertengahan Oktober. Emas mencapai level tertinggi sepanjang masa di US$2.185,19 setelah sebuah laporan menunjukkan peningkatan tingkat pengangguran AS dan penurunan upah meskipun terjadi percepatan pertumbuhan lapangan kerja pada bulan Februari. “Kami masih percaya premis dasar yang sama tetap ada, yaitu kombinasi dari ekspektasi bahwa The Fed masih akan menurunkan suku bunga akhir tahun ini dan melemahnya dolar,” kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures. Indeks dolar melemah 0,3%, membuat harga emas lebih murah bagi pembeli luar negeri. Sedangkan, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun turun ke level terendah dalam lebih dari satu bulan. Baca Juga: Aneka Tambang (ANTM) Berharap Dapat Berkah dari Kenaikan Harga Emas Para pedagang meningkatkan spekulasi bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada bulan Mei menjadi sekitar 30% setelah rilis data pekerjaan, meskipun skenario yang paling mungkin terjadi pada bulan Juni adalah sebesar 80%. Emas memulai rekor rekornya pada hari Selasa ketika melampaui puncaknya di bulan Desember, terutama dibantu oleh meningkatnya indikasi meredanya tekanan harga dan status safe-haven tradisionalnya. Suku bunga rendah mendukung harga emas karena mengurangi opportunity cost memegang emas batangan.