KONTAN.CO.ID - Harga emas tergelincir pada hari Jumat (19/1) dan berada di jalur untuk minggu terburuknya dalam enam minggu terakhir. Dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil obligasi menguat setelah bank sentral AS menolak ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal. Harga emas di pasar spot turun tipis 0,1% menjadi US$2.020,79 per ons troi pada pukul 0535 GMT, dan sejauh ini telah turun 1,4% sepekan ini.
Sementara itu, emas berjangka AS naik tipis 0,1% menjadi US$2.022,60.
Baca Juga: Harga Emas Bangkit di Akhir Pekan Didukung Solidnya Data Ekonomi AS Hugo Pascal, pedagang logam mulia di InProved mengatakan, harga emas tertekan karena para pedagang menyesuaikan ekspektasi penurunan suku bunga menyusul data yang lebih baik dari perkiraan dan komentar pejabat The Fed yang
hawkish. “Hal ini juga mengimbangi premi safe-haven dari risiko geopolitik di Timur Tengah,” tambah Pascal. Indeks dolar turun tipis 0,1% tetapi naik hampir 1% sepanjang minggu ini. Dolar yang lebih kuat membuat emas dalam mata uang greenback lebih mahal bagi pemegang mata uang asing. Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun menyentuh level tertinggi baru dalam lima minggu di 4,1710%. Presiden Federal Reserve Atlanta Raphael Bostic mengatakan, dia terbuka untuk menurunkan suku bunga lebih cepat dari yang diantisipasi tergantung pada seberapa cepat inflasi turun.
Baca Juga: Harga Emas Spot di US$2.023,52, Bersiap untuk Penurunan Mingguan Jumat (19/1) Namun garis dasarnya adalah pemotongan akan dimulai pada kuartal ketiga. Pasar bertaruh pada penurunan suku bunga The Fed sebesar 139 basis poin (bps) tahun ini, turun dari 150 bps pada minggu sebelumnya, menurut aplikasi probabilitas suku bunga IRPR LSEG.
Peluang pemotongan pada bulan Maret telah turun menjadi 55% dari sekitar 71% pada minggu lalu, menurut IRPR. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan. Di tempat lain, harga perak di pasar spot turun 0,4% menjadi US$22,65 per ons troi, platinum tidak berubah pada US$907,12, dan paladium naik tipis 0,1% menjadi US$939,53. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto