KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas mencapai level tertinggi enam bulan pada hari Senin (27/11). Dolar yang lebih lemah dan ekspektasi jeda pengetatan moneter The Fed membantu emas menguat di atas level kunci US$2.000 per ons troi. Melansir Reuters, harga emas spot naik 0,5% pada US$2.012,34 per ons troi pada pukul 2001 GMT, setelah mencapai level tertinggi sejak 16 Mei. Sedangkan, harga emas berjangka AS menetap 0,5% lebih tinggi pada US$1.112,4. Dolar berada di dekat level terendah tiga bulan, membuat emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Baca Juga: Harga Emas Tembus di Level US$ 2.000, Cermati Pemicunya “Emas kemungkinan akan diperdagangkan di sekitar US$2.000 untuk sementara waktu hingga kita mendapatkan lebih banyak informasi dari the Fed mengenai rencana suku bunganya,” kata Bob Haberkorn, senior market strategist di RJO Futures. "Emas akan diperdagangkan lebih tinggi jika mereka tidak jadi menaikkan suku bunga untuk saat ini." Para pedagang secara umum memperkirakan bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga pada bulan Desember. Sementara perkiraan peluang pelonggaran sekitar 50-50 pada bulan Mei tahun depan, demikian yang ditunjukkan oleh CME FedWatch Tool. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang aset tanpa bunga, yang sering kali meningkatkan harga emas. Perhatian investor akan tertuju pada angka PDB kuartal ketiga AS pada hari Rabu dan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) yang akan dirilis pada hari Kamis, yang merupakan pengukur inflasi yang lebih disukai oleh The Fed. Baca Juga: Harga Emas Spot Tembus ke Level Tertinggi 6 Bulan karena Dolar AS Lesu, Senin (27/11)