KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas spot naik pada hari Selasa (14/2) karena pelemahan dolar Amerikat (AS). Dengan investor bersiap untuk data inflasi AS yang dapat menentukan langkah kebijakan moneter Federal Reserve berikutnya. Melansir Reuters, harga emas spot naik 0,5% pada US$1.861,93 per ons troi, pada pukul 06.45 GMT, setelah jatuh ke level terendah sejak awal Januari di sesi sebelumnya. Sedangkan, harga emas berjangka AS naik 0,4% menjadi US$1.870,60. Harga emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga, yang mengangkat biaya peluang untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Baca Juga: Turun Rp 1.000, Harga Emas Antam Hari Ini Ada di Rp 1.026.000 Per Gram, Selasa (14/2) "Jika tren disinflasi di AS menunjukkan tanda-tanda melambat (bahkan jika itu sementara), maka kehati-hatian terhadap Fed yang hawkish dapat merusak sentimen risiko dan emas, sementara USD dapat menemukan dukungan lebih lanjut," kata ahli strategi OCBC FX, Christopher Wong. Investor sangat menantikan data indeks harga konsumen (IHK) AS bulan Januari yang akan dirilis hari ini. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan angka IHK utama naik 0,5% bulan ke bulan. Jika IHK datang lebih lemah dari yang diperkirakan, The Fed berpotensi mampu untuk memperlambat kenaikan suku bunga dan "ini bisa menyiratkan dimulainya kembali pelemahan USD dan rebound emas," tambah Wong. Beberapa pejabat The Fed baru-baru ini mengisyaratkan bahwa lebih banyak kenaikan suku bunga diperlukan untuk menurunkan inflasi ke target 2%. Pasar uang mengharapkan suku bunga target Fed mencapai puncaknya pada 5,188% pada bulan Juli, dari kisaran saat ini 4,5% hingga 4,75%. "Pedagang emas mencoba untuk mengantisipasi langkah The Fed selanjutnya, dengan indikasi (The Fed) mungkin perlu tetap hawkish lebih lama," kata analis di ANZ dalam sebuah catatan. "Namun demikian, kami perkirakan USD yang lebih lemah akan tetap berada pada lintasan menurun untuk sisa tahun ini, memberikan tekanan ke atas pada logam mulia."