KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas naik tipis pada hari Selasa (13/6), didukung oleh pelemahan dolar Amerika Serikat (AS). Meskipun, harga emas bergerak dalam kisaran sempit dikarenakan para pedagang menunggu data inflasi AS dan keputusan kebijakan yang sangat dinanti-nantikan oleh Federal Reserve. Melansir Reuters, harga emas spot naik 0,3% menjadi US$1.961,79 per ons troi pada pukul 06.49 GMT. Sedangkan, harga emas berjangka AS naik 0,3% menjadi US$1.975,90. Dolar AS turun 0,3%, membuat emas batangan dengan harga greenback lebih menarik bagi pembeli di luar negeri.
Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Rp 3.000 Menjadi Rp 1.059.000 Per Gram Pada Hari Ini (13/6) “Pasar menunggu Indeks Harga Konsumen (CPI) AS dan hasil FOMC untuk memberikan arahan yang lebih jelas tentang harga emas. (Namun) ada kekurangan katalis bagi emas untuk mengungguli kelas aset lainnya terlepas dari pengambilan keputusan kebijakan The Fed," kata Michael Langford, direktur di firma penasehat perusahaan AirGuide. Menurut para ekonom yang disurvei oleh Reuters, CPI bulan Mei diperkirakan akan menunjukkan kenaikan inflasi yang melambat secara tahunan menjadi 4,1% dari bulan April sebesar 4,9%. Sedangkan secara bulanan, kenaikan sebesar 0,2%, turun dari 0,4 % naik bulan sebelumnya. Sementara emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi, tingkat yang lebih tinggi untuk menjinakkan tekanan harga umumnya membebani daya tarik aset non-yielding. Pedagang menghargai peluang 75,8% dari The Fed mempertahankan suku bunga dan peluang 24,2% dari kenaikan suku bunga 25 basis poin, menurut alat CME FedWatch. "Pengambilan fisik untuk emas berkurang di (konsumen bullion teratas) China karena pertumbuhan ekonomi yang melambat dan musim permintaan yang rendah," kata ANZ dalam sebuah catatan.