KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Harga emas menguat untuk dua pekan berturut-turut karena pelaku pasar bertaruh bahwa paket bantuan terkait Covid-19 di Amerika Serikat (AS) semakin dekat. Jumat (11/12) harga emas spot ditutup menguat 0,2% menjadi US$ 1.839,85 per ons troi. Dalam sepakan, harga emas spot naik tipis 0,05%. Serupa, harga emas berjangka kontrak pengiriman Februari 2021 ditutup naik 0,3% menjadi US$ 1.843,60 per ons troi pada akhir pekan lalu. Ini membuat harga emas berjangka di minggu lalu melesat 0,2%.
“Kami masih yakin paket stimulus akan diajukan dan itu akan terus menjadi dukungan yang mendasari penguatan emas dan perak bergerak maju," kata David Meger,
Director of Metals Trading di High Ridge Futures.
Baca Juga: Harga emas Antam hari ini stagnan di Rp 954.000 per gram, Sabtu (12/12) Dia menambahkan, rencana paket stimulus yang sempat terhenti di Kongres AS memang mendorong kemunduran pada harga emas di awal perdagangan pekan lalu. Tak ayal, emas berada di bawah tekanan setelah mendekati level US$ 1.875 per ons troi pada awal pekan ini di tengah kenaikan tipis dolar Amerika Serikat (AS) dari posisi terendah baru-baru ini. Kenaikan terbaru emas datang meskipun
the greenback menguat, dengan indeks dolar menuju kenaikan mingguan pertamanya dalam empat pekan terakhir. Anggota parlemen AS, menghadapi tekanan yang meningkat untuk segera mengesahkan paket stimulus anyar karena data tenaga kerja yang lemah dan lonjakan infeksi virus corona. Kini pemerintah dan kongres masih mencari lebih banyak waktu guna menuntaskan kesepakatan tentang paket stimulus.
"Anda akan melihat emas bergerak lebih tinggi di tahun depan, tapi akan cukup fluktuatif memasuki akhir tahun," jelas Chris Gaffney,
President of World Markets di TIAA Bank. Emas yang dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan pelemahan mata uang, sudah menguat lebih dari 21% pada tahun ini, dibantu oleh sejumlah stimulus besar-besaran yang dilakukan untuk mendukung ekonomi global yang dilanda pandemi. "Kami akan mendapatkan kesepakatan stimulus pada akhir bulan dan Federal Reserve AS akan mempertahankan kebijakan moneter yang sangat longgar dan itu akan membantu menopang emas hingga 2021," ungkap Michael Hewson,
Chief Market Analyst CMC Markets Inggris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari