Harga Emas Spot Naik Tipis, Rilis Data AS Nanti Malam Paling Ditunggu Investor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas turun tipis pada Selasa (14/11) pagi setelah kemarin menguat. Pukul 6.32 WIB, harga emas spot berada di US$ 1.946,51 per ons troi, turun tipis 0,02% dari penutupan perdagangan kemarin.

Sedangkan harga emas kontrak Desember 2023 di Commodity Exchange naik tipis 0,01% ke US$ 1.950,50 per ons troi dari posisi kemarin US$ 1.950,20 per ons troi.

Kemarin, harga emas naik lebih tinggi seiring pelemahan dolar Amerika Serikat (AS). Investor menantikan rilis data utama inflasi AS pekan ini yang dapat memberikan petunjuk mengenai sikap suku bunga Federal Reserve. Indeks dolar turun 0,2%, membuat emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri.


Data indeks harga konsumen (CPI) AS akan dirilis pada hari Selasa (14/11) malam WIB. Menurut jajak pendapat Reuters, CPI inti AS diperkirakan meningkat 0,3% bulan ke bulan di bulan Oktober, dengan peningkatan tahunan sebesar 4,1%. Pedagang juga akan mengamati data indeks harga produsen AS yang dirilis pada hari Rabu.

Baca Juga: Harga Emas Antam dan UBS Hari Ini (14/11) di Pegadaian Naik, Cek Updatenya di Sini

Jika data menunjukkan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, emas kemungkinan akan turun. Inflasi yang lebih tinggi akan meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga lagi, kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

"Tetapi, jika datanya sesuai, emas akan diperdagangkan di kisaran US$ 1.950," kata Haberkorn kepada Reuters. Suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Pasar memperkirakan 86% kemungkinan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunganya tidak berubah pada bulan Desember, menurut CME FedWatch.

Baca Juga: Narasi Hawkish The Fed Masih Membayangi, Bagaimana Prospek Harga Emas ke Depan?

Harga emas batangan turun 3% pada minggu lalu karena permintaan safe-haven yang didorong oleh konflik di Timur Tengah mereda. Sementara Ketua Fed Jerome Powell memberikan nada hawkish.

“Ke depan, dalam jangka pendek, keinginan investor untuk menambah posisi beli emas akan bergantung pada tingkat eskalasi (geopolitik) namun emas akan menghadapi hambatan dari kenaikan suku bunga riil AS,” kata Goldman Sachs dalam sebuah catatan.

“Secara taktis, kami akan melihat potensi aksi jual emas sebagai peluang pembelian karena kami melihat lingkungan dengan saluran risiko tinggi yang mempengaruhi kualitas lindung nilai emas,” ungkap Goldman.

Lembaga pemeringkat Moody's pada hari Jumat mengubah prospek peringkat kredit pemerintah AS menjadi “negatif” dari “stabil”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati