KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas rebound pada hari Selasa karena imbal hasil Treasury AS turun, sementara investor menunggu data ekonomi untuk petunjuk mengenai suku bunga dan memantau ketegangan yang meningkat di Timur Tengah.

Melansir Reuters, harga emas spot naik 0,2% pada US$1.976,99 per ons troi pada pukul 0349 GMT. Sementara harga emas berjangka AS stabil di US$1.988,10.

Imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun turun, setelah sempat naik di atas 5% pada hari Senin (23/10) dan semakin mengancam perlambatan ekonomi karena biaya pinjaman yang lebih tinggi.

Baca Juga: Menanti Yield Obligasi AS Turun biar Harga Emas Spot Naik

"Pentingnya geopolitik dan emas benar-benar disorot dengan sangat jelas oleh betapa kuatnya emas meskipun imbal hasil obligasi lebih kuat," kata Ilya Spivak, head of global macro Tastylive dikutip dari Reuters.

"Begitu pasar mencerna geopolitik, imbal hasil akan menjadi faktor yang lebih berarti," tambahnya.

Emas dipandang sebagai investasi yang aman selama masa krisis dan telah melonjak sekitar 9% dalam dua minggu terakhir karena kekhawatiran perang, mencapai level tertinggi lima bulan pada 20 Oktober.

Para investor mengawasi perang Timur Tengah karena militer Israel mengeluarkan pernyataan yang menunjukkan bahwa Israel tidak berniat untuk menghentikan serangannya ke Jalur Gaza. Dengan kata lain mengisyaratkan telah siap untuk melakukan serangan darat.

Pasar juga menunggu rilis PMI flash global yang akan dirilis pada hari ini, angka PDB kuartal ketiga AS pada hari Kamis, dan indeks harga PCE AS pada hari Jumat untuk mengevaluasi bagaimana hal ini akan mempengaruhi jalur moneter Federal Reserve.

Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Rp 2.000 Menjadi Rp 1.119.000 Per Gram Pada Hari Ini (24/10)

Agar data tersebut memiliki pengaruh yang berarti, data tersebut harus menjadi hasil yang jauh lebih baik atau jauh lebih buruk dari yang diharapkan, kata Spivak.

Di tempat lain, harga perak spot naik 0,7% menjadi US$23,15 per ons troi, platinum turun 0,1% menjadi $895,66, dan paladium menguat 1,1% menjadi US$1.129,79.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto