KONTAN.CO.ID - Harga emas stabil pada hari Senin (2/9), setelah turun 1% pada sesi sebelumnya. Dengan data inflasi Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa The Fed kemungkinan akan menerapkan potongan suku bunga yang lebih kecil dari yang diperkirakan bulan ini. Melansir Reuters, harga emas spot stabil di US$2.502,89 per ons troi pada pukul 00:15 GMT, setelah mencapai level terendah sesi di US$2.494,15 pada hari Jumat (30/8). Meskipun demikian, logam mulia mencatatkan kenaikan bulanan pada bulan Agustus.
Baca Juga: Sebulan Harga Emas Antam Minus 2,23%, Hari Ini Mager (1 September 2024) Kontrak berjangka emas AS naik 0,3% menjadi US$2.535,00. Data pada akhir pekan kemarin menunjukkan bahwa pengeluaran konsumen AS meningkat secara signifikan pada bulan Juli, yang menunjukkan penurunan suku bunga sebesar setengah poin persentase dari The Fed bulan ini menjadi kurang mungkin. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) naik 0,2% bulan lalu, sejalan dengan perkiraan, setelah kenaikan 0,1% yang tidak direvisi pada bulan Juni. Logam mulia yang tidak menghasilkan imbal hasil biasanya berkembang dalam lingkungan suku bunga rendah. The Fed diperkirakan akan memulai siklus pemotongan suku bunga pada pertemuan kebijakan moneternya pada 17-18 September. Pedagang saat ini melihat peluang 67% untuk pemotongan 25 basis poin (bp) oleh bank sentral AS bulan ini dan peluang 33% untuk pemotongan 50-bp, menurut CME FedWatch Tool. Investor kini menantikan data pekerjaan ADP dan laporan non-farm payroll AS yang akan dirilis akhir pekan ini.
Baca Juga: Harga Emas Turun Dipicu Penguatan Dolar Setelah Rilis Data Inflasi AS Di front geopolitik, protes melanda Israel setelah kematian enam sandera di Gaza, sementara frustrasi meningkat terhadap kepemimpinan negara tersebut yang dinilai gagal dalam mengamankan kesepakatan gencatan senjata. Di tempat lain, harga perak spot naik 0,2% menjadi US$28,89 per ons troi, platinum hampir stabil di US$926,80, dan paladium naik 0,3% menjadi US$968,18. Industri pertambangan platinum Afrika Selatan telah memasuki fase penurunan yang tidak dapat diubah lagi karena produsen berjuang dengan harga rendah dan permintaan yang tertekan akibat meningkatnya penggunaan kendaraan listrik berbaterai, kata CEO Northam Platinum, Paul Dunne, pada hari Jumat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto