KONTAN.CO.ID - Harga emas tidak banyak berubah pada Selasa (10/9). Investor berhati-hati menjelang rilis data inflasi penting di Amerika Serikat (AS) yang dijadwalkan pada Rabu (11/9), yang bisa mempengaruhi keputusan kebijakan The Fed pekan depan. Melansir
Reuters, harga emas spot turun tipis 0,1% menjadi US$2.501,66 per ons troi pada pukul 08.10 GMT. Sementara itu, harga emas berjangka AS stabil di US$2.530,60.
Baca Juga: Kontrak Emas Masih Jadi Primadona Pasar di Bursa Komoditas Indeks harga konsumen (CPI) AS untuk bulan Agustus diperkirakan akan meningkat sebesar 0,2% secara bulanan, menurut jajak pendapat Reuters, sama dengan angka bulan sebelumnya. The Fed tampaknya akan memangkas suku bunga dalam pertemuannya pekan depan, dengan potensi pemotongan lebih lanjut yang kemungkinan besar akan mendorong aliran masuk ke ETF (
exchange-traded funds) dan meningkatkan harga emas hingga US$2.600/oz pada akhir tahun, kata analis UBS, Giovanni Staunovo. Pasar saat ini memperkirakan peluang sebesar 73% untuk pemotongan suku bunga AS sebesar 25 basis poin pada 18 September, serta peluang 27% untuk pemotongan sebesar 50 basis poin, menurut CME FedWatch Tool. Bullion tanpa imbal hasil cenderung menjadi investasi yang lebih disukai di tengah suku bunga yang lebih rendah.
Baca Juga: Mengikuti Harga Emas, Harga Perak Belum Mampu Tembus Level US$ 29 "Emas juga akan mendapat dorongan dari ketegangan geopolitik yang meningkat serta risiko penurunan ekonomi global," kata Han Tan, kepala analis pasar di Exinity Group. "Permintaan fisik emas juga bisa mendapatkan peningkatan musiman menjelang perayaan besar di India dan China," tambahnya. Sementara itu, harga perak spot naik tipis 0,1% menjadi US$28,36 per ounce. Platinum menguat 0,6% menjadi US$943,70, dan paladium naik 1,1% menjadi US$957,22.
Penjualan mobil hibrida yang meningkat di tengah melambatnya adopsi kendaraan listrik diperkirakan akan memberikan dorongan tak terduga pada permintaan logam grup platinum dalam beberapa tahun mendatang.
Baca Juga: Harga Emas Antam Logam Mulia Hari Ini Selasa 10 September 2024 Naik Tipis Sementara itu, defisit platinum global pada 2024 diperkirakan akan dua kali lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya karena aliran masuk ke ETF dan pembelian batang besar di China, menurut Dewan Investasi Platinum Dunia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto