Harga emas spot stagnan di level US$ 1.783,92 per ons troi pada tengah hari ini



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga emas bergerak tipis pada perdagangan awal pekan ini. Sentimen datang dari imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) yang lemah membantu mengimbangi tekanan dari meningkatnya prospek kebijakan pengetatan Federal Reserve yang lebih cepat.

Senin (6/12) pukul 13.30 WIB, harga emas spot sedikit berubah ke US$ 1.783,92 per ons troi. Sedangkan harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Februari 2022 datar di level US$ 1.783,40 per ons troi.

Imbal hasil US Treasury tenor acuan 10-tahun naik tipis, tetapi tetap berada di level terendah, lebih dari dua bulan yang dicetak pada hari Jumat (3/12). Sementara itu, yield US Treasury tenor 30 tahun juga mendekati level terendah sejak Januari. Dengan posisi imbal hasil obligasi AS yang lebih lemah ini menurunkan biaya peluang emas.


Harga emas telah naik 1% pada hari Jumat setelah pertumbuhan lapangan kerja AS melambat secara signifikan pada bulan November.

Tetapi data tidak banyak mengubah ekspektasi The Fed yang akan mengurangi langkah-langkah stimulusnya pada kecepatan yang lebih cepat. Para pembuat kebijakan moneter itu kemungkinan menanggapi tanda-tanda pengetatan pasar tenaga kerja dengan turunnya tingkat pengangguran.

Baca Juga: Begini proyeksi pergerakan komoditas logam mulia di tahun depan

Sekedar mengingatkan, pertemuan kebijakan dua hari The Fed akan dimulai pada 14 Desember mendatang.

"Pengumuman taper yang lebih cepat terlihat seperti kepastian jika data varian omicron pada minggu ini dan selanjutnya menegaskan bahwa tingkat keparahannya lebih ringan, sehingga emas bisa berada di bawah tekanan berkelanjutan dan berpotensi diperdagangkan serendah US$ 1.720 per ons troi di minggu depan," kata Jeffrey Halley, senior analis pasar di Oanda.

Pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan biaya peluang emas tanpa bunga.

Pelaku pasar sekarang mengamati data harga konsumen AS yang akan dirilis pada hari Jumat.

"Emas telah bergeser akhir-akhir ini untuk melacak hasil riil lebih dekat daripada dolar. Sementara ini akan memberikan risiko kenaikan yang lebih besar untuk emas dalam jangka menengah, keyakinan rendah dalam waktu dekat," kata analis Standard Chartered Suki Cooper dalam sebuah catatan.

Permintaan fisik di China dan India akan mulai berkurang pada bulan Desember, membebani harga emas, tambah Cooper.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari