Harga Emas Spot Turun dari Rekor Tertinggi ke US$2.635,58 Selasa (1/10)



KONTAN.CO.ID - Harga emas berada di bawah rekor tertinggi terbaru pada hari Selasa (1/10). Setelah Ketua The Fed Jerome Powell meredam ekspektasi pemotongan suku bunga yang lebih substansial tahun ini.

Investor kini menantikan data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis pekan ini untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut mengenai kondisi ekonomi.

Baca Juga: Harga Emas Antam Logam Mulia dan Buyback Hari Ini (1/10) Sama-sama Ambles Rp 12.000


Melansir Reuters, harga emas spot stabil di US$2.635,58 per ons troi pada pukul 03.35 GMT, turun dari level tertinggi sepanjang masa US$2.685,42 yang dicapai pada hari Kamis. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS turun 0,1% menjadi $2.657,00.

Pada hari Senin (30/9), Powell menyarankan bahwa bank sentral kemungkinan akan melanjutkan pemotongan suku bunga sebesar seperempat poin persentase di masa mendatang dan tidak "tergesa-gesa" untuk mengambil langkah lebih besar.

Setelah data baru memperkuat keyakinan terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran konsumen yang terus berlanjut.

"Kami memiliki serangkaian pembicara dari Fed ke depan, tetapi ketergantungan data dari para pembuat kebijakan kemungkinan akan menjadi poin utama, yang dapat membuat sentimen lebih sensitif terhadap data ekonomi untuk memengaruhi ekspektasi suku bunga," kata Yeap Jun Rong, market strategist di IG.

Baca Juga: Harga Emas Antam Anjlok Rp 12.000 Menjadi Rp 1.452.000 Per Gram Pada Hari Ini (1/10)

"Jika data ketenagakerjaan AS yang akan datang lebih lemah dari perkiraan, hal ini dapat mendukung pandangan untuk proses pelonggaran yang lebih agresif, yang dapat memberikan dorongan bagi harga emas," tambahnya.

Data yang akan dirilis minggu ini termasuk angka ketenagakerjaan ADP AS dan nonfarm payrolls, yang diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kesehatan pasar tenaga kerja AS.

Selain itu, pidato dari beberapa pejabat The Fed serta data lowongan pekerjaan di AS juga diantisipasi pada hari ini.

Menurut CME FedWatch, pasar saat ini memperkirakan sekitar 64% kemungkinan terjadinya pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan November, naik dari 47% pada hari Jumat.

Di sisi geopolitik, invasi darat Israel yang diperkirakan luas ke Lebanon tampaknya dimulai pada hari Selasa, ketika militernya mengatakan pasukan telah memulai serangan terbatas terhadap target Hezbollah di daerah perbatasan.

Baca Juga: Harga Emas Spot Stabil Selasa (1/10) Pagi, Investor Menanti Data AS

Emas, yang tidak menghasilkan bunga, cenderung kehilangan daya tarik di kalangan investor di lingkungan suku bunga rendah.

Pada hari Senin, emas mencatat kenaikan kuartalan terbaik sejak 2016, setelah Fed memulai siklus pemotongan suku bunga dengan pengurangan setengah poin pada pertemuan September.

Meski terjadi reli harga yang signifikan, beberapa faktor yang dapat menahan kenaikan harga emas lebih lanjut meliputi berkurangnya permintaan dari bank sentral akibat meredanya ketegangan geopolitik, penurunan aliran masuk ETF karena pemotongan suku bunga yang kurang agresif, serta penurunan permintaan ritel di China, menurut Goldman Sachs pada hari Senin.

Di tempat lain, harga perak spot naik 0,4% menjadi US$31,27 per ons troi, platinum meningkat 0,7% menjadi US$982,70, dan palladium turun tipis 0,1% menjadi US$998,37.

Selanjutnya: Jawab Kebutuhan, 86% Mahasiswa Agribisnis President University Kerja Sebelum Lulus

Menarik Dibaca: Bunga Deposito BTN di Bulan Oktober 2024 Tertinggi 5,00%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto