Harga Emas Spot Turun ke US$ 1.890,7 Per Ons Troi, Terseret Imbal Hasil US Treasury



KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Harga emas turun pada perdagangan sesi Asia. Kenaikan imbal hasil US Treasury menekan permintaan untuk emas batangan.

Tekanan bagi emas semakin besar jelang pertemuan penting Federal Reserve di akhir pekan ini, di mana bank sentral Amerika Serikat (AS) itu diperkirakan menaikkan suku bunga secara agresif.

Senin (2/5) pukul 08.15 WIB, harga emas spot turun 0,3% ke US$ 1.890,69 per ons troi. Serupa, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Juni 2022 juga melemah 1% menjadi US$ 1.893,4 per ons troi.


Seperti diketahui, pekan ini, FOMC akan memulai pertemuan dua hari pada 3 Mei mendatang dan akan mengumumkan kebijakan suku bunga pada hari berikutnya.

The Fed tampaknya akan memberikan serangkaian kenaikan suku bunga agresif, setidaknya sampai musim panas ini untuk menghadapi inflasi yang cepat dan melonjaknya biaya tenaga kerja. Itu tetap dilakukan bahkan ketika dua laporan pada akhir pekan lalu menunjukkan tanda-tanda tentatif keduanya mungkin akan memuncak.

Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun naik pada hari ini dan semakin menekan permintaan emas.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Turun, Korea Selatan Cabut Mandat Penggunaan Masker di Luar Ruangan

Suku bunga dan imbal hasil obligasi jangka pendek AS yang lebih tinggi cenderung meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan, yang tidak menghasilkan apa-apa.

Padahal hrga emas menguat 1% pada perdagangan akhir pekan lalu, setelah dolar AS melemah, Tetapi, harga logam mulia ini berakhir sedikit lebih rendah di bulan April, di tengah taruhan pengetatan kebijakan agresif yang dilakukan oleh bank sentral AS.

Selama ini, emas dilihat sebagai penyimpan nilai yang aman selama masa krisis ekonomi dan politik. Perang antara Rusia dan Ukraina yang belum berakhir sebenarnya masih jadi penopang emas.

Sekitar 100 warga sipil Ukraina dievakuasi dari reruntuhan pabrik baja Azovstal di kota Mariupol pada hari Minggu, kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa mengkonfirmasi bahwa "operasi jalur aman" sedang berlangsung di sana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari