KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas turun tipis pada perdagangan Selasa (8/6), terbebani oleh kenaikan dolar Amerika Serikat (AS). Sementara investor menunggu dengan hati-hati data ekonomi AS terbaru yang akan dirilis akhir pekan ini, mengukur tekanan inflasi dan kebijakan moneter Federal Reserve. Melansir Reuters pukul 11.08 WIB, harga emas spot turun 0,2% pada US$ 1.895,59 per ons troi, pada 0315 GMT. Sedangkan harga emas berjangka AS stabil di US$ 1.898,60. Indeks dolar naik 0,1% terhadap para pesaingnya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Inflasi telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir dan para pedagang menunggu konfirmasi dari data AS pekan ini tentang penguatan berkelanjutan di tingkat harga," kata Margaret Yang, analis DailyFX. Baca Juga: Harga minyak WTI gagal bertahan di level US$ 70 per barel, ini penyebabnya "(Data AS) ini diperkirakan memiliki efek beragam pada emas. Sisi positifnya, emas dianggap sebagai lindung nilai inflasi, sehingga semakin tinggi angkanya, semakin menarik emas," kata Yang, menambahkan bahwa percepatan dalam inflasi akan, bagaimanapun, meningkatkan kekhawatiran tentang tapering. Laporan pekerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan pekan lalu telah memadamkan ekspektasi pengurangan awal stimulus Fed. Fokus telah bergeser ke laporan harga konsumen AS yang akan dirilis akhir pekan ini di mana risikonya adalah angka tinggi lainnya, meskipun pejabat Fed telah berulang kali mengatakan bahwa mereka memperkirakan tekanan harga akan bersifat sementara. Selain itu, Bank Sentral Eropa diperkirakan akan mengadakan pertemuan kebijakan pada hari Kamis. "Emas akan berjuang untuk mempertahankan kenaikan di atas US$ 1.900 per ons troi sampai data inflasi AS keluar," Jeffrey Halley, analis pasar senior OANDA, mengatakan dalam sebuah catatan.