Harga Emas Spot Turun ke US$1.933,56 pada Rabu (2/8), Tertekan Penguatan Dolar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas dunia tergelincir pada hari Rabu (2/8) karena dolar naik dan imbal hasil obligasi menguat. Setelah data ekonomi terbaru menunjukkan payrolls swasta Amerika Serikat (AS) meningkat lebih dari yang diperkirakan pada bulan Juli.

Melansir Reuters, harga emas di pasar spot terakhir turun 0,54% pada US$1.933,56 per ons troi. Setelah naik sebanyak 0,6% pada sesi sebelumnya karena beberapa tawaran safe haven menyusul lembaga pemeringkat Fitch Ratings menurunkan peringkat utang AS menjadi AA+ dari AAA.

Sementara itu, harga emas berjangka AS turun 0,4% menjadi US$1.970,80.


Baca Juga: Harga Emas Spot Kembali Naik Setelah Rating Obligasi AS Turun

"Suku bunga yang lebih tinggi pada akhirnya akan memberikan tekanan pada emas. Selain itu, kita juga melihat lebih banyak kekuatan dalam dolar. Harga terperangkap di bawah US$2.000 dan di atas US$1.900 untuk saat ini," kata Daniel Pavilonis, senior market strategist di RJO Futures.

Dolar naik 0,4% ke level tertinggi lebih dari tiga minggu, membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun naik ke level tertinggi sejak 10 Juli.

Sebagai informasi, Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan, data penggajian swasta AS naik 324.000 pekerjaan bulan lalu. Angka ini jauh di atas kenaikan 189.000 yang diperkirakan para ekonom yang disurvei Reuters.

The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin minggu lalu. Menurut FedWatch Tool dari CME, probabilitas bahwa bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan 19-20 September mencapai 83%.

Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Baca Juga: Harga Emas Antam Anjlok Rp 7.000 Hari Ini 2 Agustus, Tengok Daftar Lengkapnya

"Para trader dan investor tidak terlalu terguncang oleh berita mengejutkan dari Fitch, namun hal ini sedikit mengempiskan sikap pasar yang sebelumnya optimis yang baru-baru ini mendorong indeks saham AS ke level tertinggi untuk tahun ini," Jim Wyckoff, analis pasar senior di Kitco, menulis dalam sebuah catatan.

Semua mata tertuju pada rilis laporan gaji nonpertanian AS untuk bulan Juli pada hari Jumat. Secara keseluruhan gaji diperkirakan akan naik 200.000, setelah naik 209.000 di bulan Juni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto